Grup band legendaris Slank kembali menunjukkan komitmennya untuk menjadikan musik sebagai medium edukasi dan pembawa pengaruh positif bagi generasi muda.

Saat mengisi acara di Sekolah Pilar Indonesia, mereka menekankan pentingnya seni dan budaya dalam membentuk karakter anak-anak Indonesia.

“Kita baru saja ngerilis album hits kompilasi live yang memang kita tujuin buat anak-anak. Karena kita concern sama informasi hari ini yang terbuka lebar di mata mereka, tapi kadang kurang filter. Jadi lewat musik, lewat lirik, kita berharap bisa ‘meracuni’ mereka dengan hal positif,” tutur vokalis Slank, Akhadi Wira Satriaji alias Kaka, saat ditemui Olenka, belum lama ini.

Meski sudah lebih dari empat dekade berkarya, kata Kaka, Slank tetap berusaha relevan dengan generasi muda. Kaka menyebut kunci utamanya adalah keterbukaan dan interaksi langsung.

Grow mindset kita biarin organik aja. Supaya tetap relate, ya kita bergaul dengan anak-anak zaman sekarang, nyerap energi mereka, insight mereka yang beda jauh sama dulu,” ungkapnya.

Sementara itu, Drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim, menambahkan bahwa proses kreatif Slank justru lahir dari obrolan santai.

“Contoh kecilnya, kita ini lebih banyak ngobrol, diskusi, dibanding main musiknya. Justru dari ngobrol itu lahir lirik-lirik yang jadi lagu Slank. Itu juga yang bikin kita tetap solid,” ujarnya.

Kemudian, Slank juga menyampaikan apresiasi terhadap sekolah yang mengangkat seni dan budaya dalam kurikulum pembelajarannya. Menurut Kaka, seni dan budaya mampu mengasah kepekaan anak-anak terhadap lingkungan sekitar.

“Aku percaya banget bahwa anak-anak yang berpendidikan tapi juga dikasih seni dan budaya itu rata-rata IQ-nya lebih tinggi. Dengan berlatih seni, mereka melatih kepekaan. Dan kepekaan itu bikin mereka lebih relate dengan dunia sekitar,” ungkap Kaka.

Baca Juga: 1.000 Peserta Bersatu dalam Festival Rock-Gamelan: Slank dan Suka2x Ramaikan 'Rock & Learn Family Festival' Sekolah Pilar Indonesia

Lebih lanjut, Slank menyampaikan pesan inspiratif untuk anak muda agar tidak takut bermimpi dan menghadapi kegagalan.

“Berani mencoba, mencoba dan gagal, daripada gagal mencoba,” kata Gitaris Slank, Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho.

“Mencoba lebih baik daripada tidak mencoba. Walaupun gagal, tetap coba aja,” sambung Bimbim.

Sementara itu, Kaka Slank mengingatkan bahwa kegagalan itu merupakan kesuksesan yang tertunda.

Ia pun bercerita bagaimana perjalanan bermusiknya dimulai sejak kelas 6 SD, dan butuh waktu bertahun-tahun, hingga usia 17–18 tahun, sebelum bakat dan passion-nya benar-benar menemukan jalan.

Bagi Kaka, proses panjang itu bukan hal yang ingin dipercepat. Justru di sanalah letak kenikmatannya.

“Proses panjang itu justru jadi kenikmatan tersendiri. Jadi nikmati saja prosesnya,” tutur Kaka.

Bimbim pun menambahkan kisah afirmasi positif yang mereka jalani sejak awal perjalanan.

“Omongan itu doa. Kaka dulu sebelum ngetop selalu nulis di tembok, ‘Kaka top 1985’. Ternyata baru tahun 1989 beneran ngetop. Jad,i jangan berhenti berharap dan tetaplah meneguhkan mimpi,” tutup Bimbim.

Baca Juga: Superman Is Dead Meriahkan Synchronize Fest 2025 dengan Perayaan 30 Tahun yang Menggetarkan