Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan kode bahwa tambahan kuota impor BBM untuk SPBU swasta di tahun 2026 sebesar 10%, sama dengan tahun ini. Masalahnya, sistem kuota tersebut sempat menimbulkan kegaduhan karena telah terjadi kelangkaan BBM di beberapa SPBU swasta sejak akhir Agustus lalu.

Dalam keterangannya, Bahlil menyebut bahwa pemerintah masih membuka berbagai opsi dan masukan sebelum nantinya diputuskan terkait pemberian kuota impor BBM. Besaran kuota tersebut, menurutnya, telah mempertimbangkan sejumlah hal, termasuk regulasi dan neraca perdagangan.

Baca Juga: Perkembangan Jual Beli BBM Pertamina Vs SPBU Swasta

"Terkait dengan tahun 2026, pemerintah akan memberikan kuota juga dan berlaku sama bagi perusahaan-perusahaan yang mau taat aturan. Saya katakan bahwa pemerintah tidak boleh zalim pada pengusaha, tapi pengusaha juga jangan mengatur-ngatur pemerintah," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (24/10).

Sementara itu, terkait kelanjutan negosiasi pasokan BBM antara Pertamina dengan SPBU swasta, Bahlil menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing pihak. “Untuk B2B (business-to-business) silakan diatur dengan Pertamina. Andaikan crude-nya sudah masuk, BBM-nya sudah masuk, belum diambil oleh swasta, saya yakin Pertamina tidak akan rugi,” ujarnya.

Belum Ada Finalisasi

Beberapa waktu sebelumnya, sejumlah pejabat Kementerian ESDM mengindikasikan belum finalnya rencana kuota BBM impor untuk SPBU swasta di tahun 2026. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, bahkan menyebut adanya rencana kenaikan kuota impor bahan BBM untuk SPBU swasta pada tahun 2026.

“Untuk tahun depan, penetapan kuota ini masih disesuaikan. Itu nanti penambahan ya kita akan evaluasi,” kata Yuliot kepada awak media di Jakarta Selatan, Rabu (8/10/2025).

Yuliot menjelaskan, penambahan kuota impor BBM akan dihitung dengan mempertimbangkan penjualan operator SPBU swasta pada tahun ini dan evaluasi yang dilakukan Kementerian ESDM.

Sementara itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, juga menyebut adanya indikasi penambahan kuota impor BBM di tahun depan. Pihaknya masih melakukan evaluasi besaran impor yang dibutuhkan operator SPBU swasta.

“Oh tidak, tidak (tak dibatasi 10%). Saya belum mau bocorkan, tetapi kita akan bikin mekanisme yang lebih baik. Kemungkinan (kenaikan] selalu ada. Cuma kalau saya ngomong sekarang kan saya salah. Saya kan belum ngitung,” kata Laode pada Selasa (7/10/2025).