Bagi sejumlah orang, bukanlah hal yang mudah untuk memulai percakapan dengan orang baru di lingkungan yang baru. Terkadang, rasa canggung menghantui saat hendak memulai sebuah obrolan. Belum lagi, adanya kekhawatiran akan tidak mendapat respon baik saat memulai untuk berkenalan.

Memulai perkenalan dan membuka sebuah obrolan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui sebuah makanan. Mungkin, Growthmates sering mendengar sebuah ungkapan, makanan dapat mencairkan suasana. Makanan dinilai sebagai ‘jembatan’ untuk mencairkan suasana yang memanas di kala sedang berdebat.

Social Interaction Expert, Saskhya Aulia Prima mengungkap, makanan ringan seperti camilan bisa menjadi salah satu dorongan yang tepat untuk memulai interaksi, terutama saat memasuki lingkungan baru.

“Ada tren yang namanya social-eating. Bahkan dibilang, kalau misalkan kita sama teman sering makan bareng, interaksi kita lebih berkualitas,” ujar Saskhya dalam agenda media gathering “Share a Ritz, Share a Connection” di Kopi Bangsa Museum Satria Mandala, Jumat (9/8/2024).

Saskhya tak menampik, lingkungan baru menjadi hal yang ditakuti oleh banyak orang dan kerap ditemukan masalah di setiap interaksi sosial. Meski berkenalan dan memulai percakapan terkesan mudah, nyatanya banyak orang yang terjebak dalam situasi kaku dan menjadi bingung untuk memulai interaksi, terutama saat memasuki lingkungan baru.

Baca Juga: Kolaborasi Ikonik! OREO Hadirkan Kepingan Biskuit dengan 16 Karakter 'Legend' Pokémon, Mulai dari Pikachu hingga Mew

Sebab itu, perlu adanya stimulus dalam memulai interaksi. Bila tidak menemukan kesamaan, berkenalan dan memulai percakapan baru bisa dimulai lewat sebuah makanan.

“Terkadang, kita overthinking mau ngomong apa ya? dan akhirnya menghindari si small talks itu, padahal small talks jadi jembatan yang buat kita bisa friendship yang lebih deeper. Makanya, kalau mungkin kita tidak menemukan sesuatu yang sama, kita bisa share sesuatu yang bisa kita obrolin. I the case misalnya, share crackers dan bertanya apakah dia suka atau mengenai rasanya,” jelas Saskhya.

“Sebuah percakapan itu paling dasarnya adalah the way kita mengeluarkan pertanyaan demi pertanyaan dan mendengarkan. Tapi kan harus ada stimulusnya untuk memperlancar interaksi, seperti memberikan makanan,” tambahnya. 

Influencer sekaligus YouTuber Jerome Polin, turut berbagi kisah dan mengaku seringkali terjebak dalam situasi kaku saat berada di lingkungan baru. Penyebabnya pun beragam, mulai dari malu, kesulitan mencari topik, hingga takut akan respon yang tak sesuai harapan.  Jerome mengaku, kerap memanfaatkan makanan sebagai stimulus untuk memulai sebuah percakapan.

“Aku suka banget dulu bikin konten mengajak TikTokers Jepang makan makanan Indonesia. Jadi, di situ sambil makan aku mendapat banyak poin plus. Pertama, aku dapat konten. Kedua, aku bisa memperkenalkan budaya Indonesia ke orang Jepang. Ketiga, bisa mengobrol (berinteraksi). Karena entah kenapa kalau ngobrol sambil makan, kayak lebih ringan dan encer otaknya memulai obrolan,” tutur Jerome Polin.

Menjawab tantangan yang selalu muncul dalam memulai interaksi di lingkungan baru, RITZ Crackers meluncurkan formula baru dan semangat “Renyahnya RITZ, Awali Percakapan” mencoba untuk menawarkan solusi mudah yang bisa diterapkan oleh siapapun saat memulai sebuah percakapan.

Baca Juga: 6 Gejala ‘Halus’ yang Ada pada Orang dengan Gangguan Kepribadian Narsistik atau NPD

 “RITZ Crackers meluncurkan formula terbaru dengan dua varian rasa yaitu Cheese dan Chocolate dengan perpaduan rasa manis gurih di setiap gigitan serta dibalut dengan kreker renyah yang dipanggang hingga keemasan. Perpaduan rasa manis dan gurih yang menjadi favorit semua orang ini tentunya akan memudahkan setiap orang untuk memulai interaksi dengan semangat “Renyahnya RITZ, Awali Percakapan,” ujar Senior Marketing Manager RITZ Crackers, Dian Ramadianti.

“Kita akan meluncurkan iklannya di minggu depan. Nantinya juga akan ada berbagai sampling, dan akan jalan ke seluruh Indonesia untuk memperkenalkan ini. Kita melakukan promosi yang simple, yang penting seluruh konsumen Indonesia bisa mencoba RITZ Crackers dan sudah pasti suka,” tambahnya.

Diperkenalkan sejak 1934, hadirnya RITZ Crackers menambah portofolio dengan menawarkan sesuatu yang baru ke pasar camilan di Indonesia. RITZ Crackers, dengan tekstur renyah dan rasa manis dan gurih yang khas di setiap gigitan memang menjadi salah satu camilan favorit di kalangan konsumen. Di samping itu, seiring dengan pertumbuhan pasar camilan di Indonesia, RITZ Crackers pun terus berinovasi dan beradaptasi dengan menawarkan berbagai varian rasa yang sesuai dengan preferensi konsumen di Indonesia. 

“Kami berharap diluncurkannya formula terbaru dari RITZ Crackers dan semangat “Renyahnya RITZ, Awali Percakapan” ini bisa memudahkan orang untuk mencairkan suasana dan mengatasi kebingungan saat memulai percakapan, sehingga bisa lebih mudah memulai interaksi dengan cara yang menyenangkan,” tutup Dian.