“Menurut Ipsos, lembaga dari Perancis (tingkap optimisme) itu 90 persen. Sementara Jerman, Jepang, Perancis, dan sebagainya itu di bawah 50 persen. Kita, 90 persen,” tambahnya.
Rhenald menyebut kondisi tersebut sebagai fenomena happy poor. Ia menjelaskan, negara-negara dengan tingkat kebahagiaan tinggi umumnya adalah negara sejahtera, seperti negara-negara Skandinavia, beberapa negara Eropa, hingga Singapura.
Baca Juga: Pesan Rhenald Kasali: Jangan Merusak Nama Baik Anda
Di sana, masyarakat merasa aman karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Mulai dari kemudahan berobat saat sakit, akses pendidikan yang gratis, hingga jaminan sosial lainnya. Dengan kata lain, kebahagiaan mereka ditopang oleh sistem kesejahteraan yang kuat.
“Tapi di Indonesia, ini masyarakatnya pendapatannya masih rendah, tetapi happy katanya. Mungkin juga karena kita optimis,” imbuhnya.