Siapa yang tak mengenal Sisca Soewitomo, sang Ratu Boga Indonesia? Kiprahnya di dunia kuliner telah dimulai sejak tahun 1979. Namun, namanya benar-benar melambung saat memandu acara memasak legendaris Aroma di salah satu stasiun televisi nasional.

Dari dapurnya lahir banyak chef ternama Indonesia. Lebih dari setengah abad ia mengabdikan hidupnya untuk dunia boga, menjadikan Sisca Soewitomo bukan sekadar koki, melainkan ikon kuliner nasional.

Lantas, seperti apa sebenarnya sosok Sisca Soewitomo dan bagaimana perjalanan panjang hidupnya hingga menjadi ikon kuliner nasional?

Berikut ulasan lengkap Olenka mengenai profil dan kiprah Sang Ratu Boga Indonesia, yang dirangkum dari berbagai sumber, Senin (1/12/2025).

Latar Belakang Keluarga

Dikutip dari Kompas, Sisca memiliki nama lengkap Raden Roro Sisca Soewitomo. Ia lahir di Surabaya, 8 April 1949. Ia merupakan anak pertama dari lima bersaudara.

Ayahnya adalah Rp. MR. H. Tjipto Soemirat, seorang pegawai Bea dan Cukai asal Madura, sedangkan ibunya Rr. Hj. Chrysantini Slamet Condrokarjono, seorang ibu rumah tangga yang gemar memasak. Dari dapur sang ibu inilah kecintaan Sisca pada dunia kuliner mulai tumbuh sejak kecil.

Dikutip dari IDN Times, Sisca menikah dengan Soewitomo Soeleiman (alm.), dan dikaruniai tiga anak, yakni Deddy Mulyawan, Novia Rizkihadiyanti, dan Heygar Soewitomo.

Kehidupan Pribadi

Sejak muda, Sisca pernah bercita-cita menjadi dokter. Ia bahkan sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran. Namun, perjalanan itu terhenti di semester dua karena ia menikah pada tahun 1973.

Dikutip dari CNN Indonesia, panggilan jiwa di dunia kuliner akhirnya mengalahkan cita-cita awalnya. Setelah menikah dan memiliki anak, Sisca memutuskan kembali berkuliah demi membantu perekonomian keluarga.

Ia pun memilih jalur yang akhirnya membesarkan namanya, yakni dunia perhotelan dan tata boga.

Pendidikan

Sisca adalah alumnus SMA Negeri 5 Surabaya dan Akademi Trisakti jurusan Perhotelan. Dikutip dari Kompas, selepas menempuh pendidikan di Trisakti, Sisca memperoleh beasiswa dari American Institute of Baking di Manhattan, Kansas, Amerika Serikat.

Tak hanya itu, ia juga menimba ilmu pembuatan dimsum di Taipei, Taiwan. Pendidikan inilah yang membentuknya tidak hanya mahir secara praktik, tetapi juga kuat dalam teori dan formula masak.

Inspirasi Awal

Dikutip dari CNN Indonesia, sosok nenek tercinta menjadi inspirasi terbesar Sisca untuk memasak. Sejak kecil ia terbiasa melihat keluarga memasak sendiri di rumah.

Dengan bimbingan sang nenek, Sisca pertama kali belajar membuat kastengel, mengoleskannya dengan bulu ayam karena belum tersedia kuas seperti sekarang.

Dari kebiasaan itu, memasak berubah dari sekadar hobi menjadi sumber penghasilan. Saat SMP, ia sudah menjual kue sus buatannya sendiri.

Jejak Karier

Dikutip dari Tatler Asia, perjalanan profesional Sisca dimulai pada tahun 1977 sebagai asisten dosen di Akademi Pariwisata Trisakti, sebelum akhirnya menjadi dosen tetap hingga tahun 1991.

Setelah menyelesaikan studi di luar negeri, ia sempat bekerja sebagai manajer non-redaksi di sebuah majalah wanita ternama selama lima tahun, lalu berkarier di pabrik nugget sebagai perancang formula produk makanan.

Karier Sisca melejit saat ia dipercaya membawakan acara Aroma di Indosiar sejak tahun 1997 hingga 2008. Dikutip dari CNN Indonesia, acara ini menjadi pelopor program memasak di televisi Indonesia.

Dengan gaya komunikatif dan resep yang mudah dipraktikkan, Aroma dicintai pemirsa selama lebih dari satu dekade. Kalimat khasnya,

“Bagaimana pemirsa, mudah bukan membuatnya?” melekat kuat di ingatan masyarakat.

Ia juga kerap tampil dalam berbagai program lain seperti Selamat Pagi Indonesia (Metro TV), Bikin Laper (Trans TV), MasterChef Indonesia, hingga berbagai demo masak di layar kaca.

Baca Juga: Mengenal Sosok Anne Avantie, Sang Perintis Kebaya Modern Indonesia