Penggemar musik indie pasti sudah tak asing dengan sosok satu ini. Danilla Riyadi dikenal dengan suara merdunya, gaya nyentrik, dan penampilannya yang selalu memikat. Ia bukan sekadar penyanyi, tetapi musisi sejati yang dihormati banyak rekan seprofesi.
Lirik lagunya yang dalam, kemampuannya memainkan gitar, serta kejujuran dalam bermusik menjadikannya ikon musik indie Indonesia. Ia bahkan dijuluki sebagai ‘Ratu Musik Indie’ oleh para penggemar setianya.
Sejak awal kemunculannya, Danilla mencuri perhatian lewat lagu-lagu yang mampu menyuarakan keresahan dan perasaan anak muda. Suaranya khas, lagunya jujur, dan pesonanya tak dibuat-buat.
Dan, berikut profil lengkap perjalanan hidup dan karier Danilla Riyadi, sebagaimana Olenka kutip dari berbagai sumber, Kamis (9/10/2025).
Latar Belakang Keluarga
Danilla lahir dengan nama lengkap Danilla Jelita Poetri Riyadi di Jakarta pada 12 Februari 1990. Ia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Darah seni mengalir kuat dalam keluarganya.
Ibunya, Ika Ratih Poespa, adalah seorang penyanyi jazz terkenal, sedangkan pamannya, Dian Pramana Poetra, adalah musisi legendaris Indonesia. Neneknya pun merupakan penyanyi keroncong populer pada era 1960-an. Ayahnya juga dikenal sebagai vokalis sekaligus gitaris sebuah band.
Lingkungan rumah Danilla dipenuhi berbagai genre musik sejak ia kecil, dari musik klasik, keroncong, bossa nova karya João Gilberto, hingga jazz dari Billie Holiday dan Diana Krall. Meski tumbuh dalam atmosfer musikal, masa remaja Danilla tak langsung diarahkan menjadi penyanyi. Ia justru lebih senang bermain video game horor seperti Resident Evil dan Silent Hill.
Dalam sebuah wawancara, Danilla mengaku kerap merasa terasing saat sekolah. Tubuhnya yang bongsor membuatnya menjadi sasaran bullying, dan ia lebih memilih menghabiskan waktu di rumah daripada bersosialisasi.
Pendidikan
Dikutip dari Suara, Danilla menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Broadcasting, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Namun, ia sempat berhenti kuliah selama dua tahun karena fokus pada karier musiknya.
Keputusan ini tidak mudah, sebab sang ayah sempat tidak menyetujui pilihannya, sehingga Danilla harus mandiri mencari penghasilan demi melanjutkan kuliah.
Awal Karier Musik
Bakat musik Danilla sebenarnya telah terlihat sejak remaja. Saat duduk di bangku SMP, ia tergabung dalam sebuah band, meski grup tersebut bubar pada 2008.
Dikutip dari Kumparan, titik awal serius dalam karier musiknya datang ketika Richard Buntario, sutradara dan pemilik label Orion Records yang juga kenalan pamannya, menawarinya membuat album solo. Saat itu, rencananya Danilla akan membawakan ulang lagu-lagu pop populer, tetapi ia menolak karena merasa itu tidak mencerminkan jati dirinya.
Pertemuan dengan Lafa Pratomo pada 2012 menjadi titik balik penting. Lafa pun akhirnya menjadi mentor sekaligus produser yang membantu melahirkan album debut Danilla, Telisik (2014), yang mendapat sambutan hangat dari publik dan kritikus musik.
Namun, perjalanan karier Danilla tidak selalu berawal dari dunia hiburan. Dalam wawancaranya yang dikutip dari Grid.ID, ia mengungkapkan bahwa sebelum menjadi penyanyi, dirinya sempat menjadi guru ekskul di SMA dan mengajar di playgroup.
Ia juga pernah mencoba peruntungan sebagai penulis dan sutradara, meski pada akhirnya musiklah yang menjadi panggilan hatinya. Pengalaman beragam ini membentuk karakter Danilla sebagai sosok yang berani mengeksplorasi berbagai bidang sebelum menemukan jalannya di dunia musik.