PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyampaikan proyeksi pasar selama sisa tahun 2025 pada 2 Agustus 2025 lalu.
Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menilai bahwa kondisi makroekonomi dan pasar modal pada semester II/2025 masih akan menantang. Faktor utamanya adalah kebijakan tarif perdagangan AS yang mulai berlaku pada semester II/2025.
Baca Juga: Tren Saham Paruh Kedua 2025 dan Daya Tarik Obligasi
"Saat ini data dan peristiwa yang terjadi beragam (mixed) karena di tengah derasnya sentimen negatif tarif dagang AS ternyata ada beberapa sentimen positif yang membuatnya seimbang. Beberapa sentimen positif itu adalah direvisi positifnya pertumbuhan ekonomi global, pelemahan dolar AS yang membuat rupiah menguat, dan ruang pemangkasan suku bunga acuan yang melebar," ujar Rully, dikutip Senin (11/8/2025).
Dia memprediksi Bank Indonesia masih memiliki ruang pemangkasan suku bunga sekali lagi sebesar 0,25%. Dengan prediksi suku bunga tersebut, sektor emas dan perbankan diperkirakan masih akan diuntungkan karena pemangkasan suku bunga acuan yang sudah dilakukan akan segera berdampak pada penurunan suku bunga perbankan.
Dengan sentimen yang serimbang tersebut, dia memprediksi pada akhir 2025 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan ditutup pada 6.900. Selain itu, instrumen obligasi juga diprediksi akan diuntungkan dari pemangkasan suku bunga tersebut karena dapat menekan imbal hasil (yield) yang mendorong kenaikan harga instrumen surat utang.
Prediksi pertumbuhan ekonomi dunia baru direvisi naik oleh Lembaga Moneter Internasional (IMF) menjadi 3,1% pada 2025 dan 2026, dari prediksi masing-masing sebelumnya pada level 2,8% dan 3%. Hal itu disebabkan penundaan berlakunya tarif perdagangan luar negeri AS sehingga negara-negara di dunia mendorong aktivitas ekspor-impornya di awal (front loading).
Indonesia, lanjut Rully, adalah salah satu negara dengan surplus perdagangan yang cukup tinggi, yaitu US$4,3 miliar pada Mei dan US$4,1 miliar pada Juni 2025. Namun, dia memprediksi berlakunya tarif oleh Presiden AS Donald Trump akan membuat aktivitas perdagangan dunia akan terpengaruh signifikan, tidak terkecuali Indonesia.