Pendopo, rumah bagi lebih dari 300 UMKM di bawah naungan Kawan Lama Group, turut mengambil bagian dalam pagelaran 'Aku, Wastra, Kisah' yang digelar oleh Matahari Dari Timur di Sunset Pier, Pantai Indah Kapuk.

Dalam kesempatan tersebut, Pendopo menghadirkan karya-karya yang terinspirasi dari kekayaan wastra Nusantara, khususnya dari wilayah Indonesia Timur.

Setiap helai kain yang ditampilkan bukan sekadar karya tekstil, melainkan juga narasi tentang budaya, nilai, dan tangan-tangan penuh makna yang merajutnya. Dengan tajuk 'Wastra', Pendopo mempersembahkan pesona tenun dari Timur Indonesia yang memancarkan karakter, filosofi, serta keunikan tersendiri, namun berpadu indah dalam satu harmoni.

Head of Pendopo, Putu Laura, menegaskan bahwa partisipasi ini merupakan wujud penghargaan terhadap wastra sebagai identitas bangsa. Ia menyampaikan bahwa melalui harmoni wastra dari Timur Indonesia, Pendopo ingin menghadirkan pesan tentang kekuatan keberagaman.

"Dalam balut kebersamaan, perbedaan justru menjadi sumber keindahan yang menyatukan," tutur Putu Laura, dikutip Rabu (26/11/2025).

Peragaan yang ditampilkan oleh model kembar dan penyandang disabilitas turut memperkuat pesan kesetaraan, bahwa di tengah ragam perbedaan, selalu ada ruang untuk berdiri sejajar dan saling merangkul, sebagaimana wastra yang dirajut dari beragam warna namun tetap utuh dalam satu kesatuan.

Salah satu koleksi yang menjadi sorotan adalah karya dari Umalulu, representasi kuat wastra Sumba Timur. Dua jenis tenun ditampilkan, yakni Hanggi yang dikenakan pria sebagai busana adat dan Lau Pahudu dengan teknik Pahikung yang biasa dikenakan perempuan. Keduanya sarat dengan makna spiritual yang berakar pada kepercayaan Marapu.

Adapun, setiap motif menyimpan simbol doa sekaligus penanda status sosial. Motif kuda melambangkan keberanian dan kemuliaan, gurita mencerminkan kebijaksanaan seorang pemimpin, sementara rusa merepresentasikan kehormatan.

"Motif buaya dan ular naga menggambarkan kekuatan alam serta leluhur, sedangkan motif udang menjadi simbol kehidupan baru dan harapan akan kebangkitan," ungkap Putu Laura.

Baca Juga: Wastra Bukan Lagi Sekadar Formalitas, tapi Identitas Sehari-hari