Tahun ini, Program Perempuan Inovasi 2024 berkesempatan untuk bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia sebagai mitra strategis guna mendukung cita-cita memajukan perempuan Indonesia di bidang teknologi.

Melalui kerja sama ini, program Perempuan Inovasi 2024 ingin memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada perempuan dari berbagai latar belakang pendidikan vokasi untuk terlibat dalam pelatihan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan saat ini, sekaligus mempersiapkan tenaga kerja yang dapat bersaing secara global.

“Vokasi memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja sehingga generasi muda dapat bersaing dan terus mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakatnya. Selain generasi sekarang dituntut dapat menguasai perkembangan teknologi dan memiliki nilai jual lebih dari orang lain, mereka juga harus bisa mempertahankan nasionalisme dan etika yang dijunjung tinggi di Indonesia. Melalui kemitraan ini, Perempuan Inovasi ingin memberikan kesempatan yang lebih besar bagi perempuan yang sedang ataupun telah menempuh pendidikan vokasi untuk terlibat dalam pelatihan keterampilan digital dan meraih cita-cita mereka.”  jelas Amanda Simanjuntak, Co-founder & CEO Markoding.

Baca Juga: Cerita Rhenald Kasali: Semangat Mengejar Pendidikan Walau Terhimpit Berbagai Persoalan

Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, terdapat 52,64 juta peserta didik di tahun ajaran 2023/2024, dimana 4,99 juta di antaranya merupakan murid di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar di 14,449 SMK di seluruh Indonesia.

Jika digolongkan berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah murid laki-laki masih lebih banyak, yakni 2, 85 juta dan murid perempuan sebesar 2,14 juta. Selain di SMK, peserta didik vokasi juga tersebar di satuan-satuan pendidikan vokasi lain, seperti LKP dan Politeknik. Berbeda dengan SMK, proporsi peserta didik LKP justru didominasi perempuan, yakni 57,4% (perempuan) dan 42,6% (laki-laki). Begitu juga politeknik, 57,77% adalah perempuan dan 42,23% laki-laki.

Dian Sastrowardoyo, Founder Yayasan Dian Sastrowardoyo menambahkan, pendidikan vokasi membekali peserta didik dengan skill praktikal dan pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya. Sehingga, lulusannya dapat menjadi talenta siap kerja dan bersaing secara global karena sejak sekolah sudah fokus dengan pengembangan keterampilan dan teknologi adaptif.

“Dengan berbagai terapan disiplin yang dimiliki oleh anak-anak vokasi ditambah dengan pelatihan keterampilan abad 21 yang diberikan dari program Perempuan Inovasi dapat menjadi bekal yang lebih matang untuk menghadapi tantangan dan persaingan secara nasional maupun global untuk mendapatkan pekerjaan maupun memulai bisnis sendiri,” papar Dian Sastro.

Baca Juga: Tak Hanya Dermawan, Sepak Terjang Dato Sri Tahir di Dunia Pendidikan Juga Mengesankan