Budaya antre menjadi topik menarik ketika Tony Wenas, CEO PT Freeport Indonesia, membahas pentingnya kebiasaan ini dalam lingkungan kerja perusahaan. Menurut Tony, budaya antre merupakan salah satu kunci yang secara konsisten diterapkan di Freeport. 

Membangun kebiasaan antre di awal bukanlah hal yang mudah, banyak karyawan yang cenderung mengabaikan atau merasa tidak nyaman dengan aturan tersebut. 

Namun, Tony menegaskan bahwa budaya antre bukan hanya sekadar regulasi, melainkan suatu keharusan yang pada akhirnya diakui dan diterima oleh seluruh karyawan Freeport. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan disiplin, Wenas menekankan pentingnya komitmen kolektif dalam membangun budaya antre di perusahaan.

Menurut Tony, budaya antre di Freeport awalnya tidak diterima dengan baik oleh sebagian karyawan. Banyak yang merasa terbebani dengan keharusan untuk antre, namun seiring berjalannya waktu, pemahaman akan pentingnya disiplin ini mulai tumbuh.

Baca Juga: Resmikan Smelter Freeport di KEK Gresik, Jokowi Targetkan Pendapatan Negara Rp80 Triliun

"Kalau mereka tidak ikut antre, mereka akan terpinggirkan," kata Tony dalam sebuah video yang dilansir Olenka pada Selasa (05/11/2024). 

Ia menjelaskan bahwa karyawan yang tidak mengikuti aturan antre akan mendapat teguran dari atasan, dan lebih jauh lagi, mereka akan merasa terasing dari rekan-rekan kerja lainnya.

Budaya antre di Freeport diterapkan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih teratur dan efisien. Contohnya, saat akan naik bus menuju lokasi kerja, setiap karyawan diwajibkan untuk antre dengan tertib.

"Kami sudah menyiapkan bus, dan semua karyawan harus antre satu per satu, tidak boleh antre berdua," tegasnya.

Baca Juga: Cerita Jokowi Lolos dari Upaya Pemakzulan Setelah Merebut 51 Persen Saham Freeport 

Memupuk kebiasaan yang baik bukanlah hal yang mudah, perlu kesabaran dan keyakinan yang kuat.. Tony Wenas menyadari bahwa perubahan perilaku memerlukan waktu dan upaya yang konsisten. 

"Kami melakukan ini terus menerus dan mengingatkan karyawan tentang pentingnya disiplin antre," ujarnya. 

Selain itu, para pemimpin di Freeport juga berperan penting dalam memberikan contoh yang baik. Dengan menunjukkan perilaku antre yang disiplin, para pemimpin diharapkan dapat menginspirasi karyawan untuk mengikuti jejak mereka.

Tony percaya bahwa dengan memberikan contoh dan melakukan pengingat secara terus-menerus, budaya antre akan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas perusahaan.

"Niscaya, karyawan-karyawan juga akan menurut," tutupnya..

Meski telah ada kemajuan, tantangan dalam membangun budaya antre tetap ada. Beberapa karyawan masih merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan ini. Namun, Tony optimis bahwa dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari semua pihak, budaya antre akan semakin kuat di Freeport.

Baca Juga: Daftar Perusahaan Asing yang Sudah dan Belum Diakuisisi Selama Era Kepemimpinan Jokowi

Dengan adanya budaya antre yang baik, diharapkan produktivitas kerja akan meningkat dan menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis. "Kami percaya bahwa dengan disiplin yang baik, semua akan berjalan lebih lancar," tambah Tony.

Membangun budaya antre di Freeport menjadi langkah strategis untuk memastikan perusahaan tetap kompetitif dan efisien. Diharapkan, upaya ini tidak hanya membawa manfaat bagi perusahaan, tetapi juga bagi karyawan sebagai individu yang berkontribusi dalam mencapai tujuan bersama.