7. China

China kehilangan 12,8 juta hektare tutupan pohon pada periode 2001-2024 dari total awal 162,8 juta hektare, dengan 17 persen kerusakan permanen.

Kehilangan ini terutama terkait penebangan, namun pemerintah telah melakukan reboisasi besar-besaran sejak akhir 1990-an sehingga tutupan pohon secara keseluruhan meningkat.

Meski begitu, peningkatan tersebut banyak berasal dari perkebunan monokultur, sementara hutan asli justru menurun.

8. Bolivia

Bolivia mengalami kehilangan tutupan pohon sebesar 9,8 juta hektare pada 2001-2024 dari total awal 64,6 juta hektare, dengan 58% kerusakan diperkirakan permanen.

Ekspansi pertanian dan peternakan sapi menjadi pendorong utama, diperparah oleh kebakaran besar yang terjadi pada 2004-2005, 2010, dan beberapa tahun terakhir. Pada 2024, kebakaran menyumbang hampir 60 persen dari total kehilangan.

9. Malaysia

Malaysia kehilangan 9,5 juta hektare tutupan pohon sejak 2001 hingga 2024 dari total awal 29,4 juta hektare, dengan 78 persen diperkirakan hilang permanen. Kerusakan terutama terjadi akibat produksi komoditas seperti kelapa sawit dan karet.

Lebih dari separuh kehilangan terjadi di perkebunan yang telah ada sebelumnya sebagai bagian dari rotasi tanaman, sementara sisanya disebabkan konversi hutan menjadi perkebunan industri dan penebangan intensif.

10. Australia

Australia mencatat kehilangan tutupan pohon sekitar 9,2 juta hektare dari 2001 hingga 2024 dari total awal 42,3 juta hektare, dengan 4 persen kerusakan diperkirakan permanen.

Kebakaran hutan dan penebangan menjadi penyebab utama, terutama kebakaran ekstrem pada 2019-2020. Meskipun hutan eukaliptus beradaptasi dengan siklus kebakaran, intensitas yang semakin besar dan kekeringan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang.