Pengalaman di dunia bisnis selama delapan tahun tersebut membuat Adhitya Caesarico ingin mengembangkan brand baru, bahkan ia sampai belajar ke Guangzhou, China untuk membuat sepatu.
Adhitya Caesarico tertarik dengan mesin sepatu tanpa lem dan belajar membuat sepatu dengan mesin tersebut di pabrik berskala rumahan selama sebulan dan menelan biaya yang tidak sedikit, yakni di angka Rp10 juta hingga Rp20 juta.
Lalu, pada tahun 2023, Adhitya Caesarico mulai mendirikan Aerostreet. Setahun pertama, pabriknya mampu memproduksi dengan kapasitas 800-1.000 pasangan per hari dengan tenaga 30-40 orang.
Kemudian, bisnis sepatunya berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada 2014 dengan nama PT Adco Pakis Mas dan fokus memproduksi sepatu sekolah. Setelah bisa terus berkembang, pada 2019, Aerostreet mulai memproduksi sepatu fesyen.
Baca Juga: Mengulik Kisah Perjalanan Brand Living Viva Cosmetics: Kosmetik 'Made in Indonesia' Pertama
Namun, Aerostreet sempat mengalami kerugian pada saat pandemi Covid-19. Akhirnya, ia pun mencoba berbagai macam promosi lewat media sosial. Promosi yang dilakukan di media sosial tersebut ternyata berhasil membuat Aerostreet sebagai merek sepatu lokal yang terkenal di Indonesia.
Berkat usaha tersebut, kini Aerostreet menjadi salah satu sepatu lokal paling laris di Indonesia dan bisa mempekerjakan hingga 3.000 orang karyawan dan memiliki pabrik seluas 1 hektare.
Kesuksesannya di media sosial dan e-commerce ini akhirnya membuat sepatu lokal dengan merek Aerostreet bisa menembus pasar global dan bersaing dengan merek-merek ternama di dunia.
Itulah kisah sukses Adhitya Caesarico membangun bisnis Aerostreet. Semoga bisa menginspirasi ya, Growthmates!