Jeny Tjahyawati, desainer senior yang dikenal sebagai pionir modest fashion Indonesia, kembali mengharumkan nama bangsa di panggung internasional. Kali ini, ia menampilkan koleksi busananya dalam perhelatan bergengsi New York Fashion Week (NYFW) Fall/Winter 2024–2025, membuktikan bahwa busana tradisional Indonesia mampu bersaing di pasar global.
Wanita asal Malang ini bukan nama baru di dunia fesyen. Lulus sebagai lulusan terbaik dari Akademi Seni Rupa dan Desain Mode (ASRIDE) ISWI Jakarta pada tahun 1987, Jeny kemudian melanjutkan pendidikan sarjananya di Desain Fashion Institut Kesenian Jakarta (IKJ), serta memperdalam ilmu modenya di LPTB Susan Budihardjo.
Sejak akhir 1980-an, Jeny telah aktif mengikuti berbagai kompetisi desain dan terus mengembangkan karyanya. Ia memulai kiprah di dunia modest fashion secara serius pada 2004 melalui lomba desain busana muslim di Majalah Noor.
Baca Juga: Zaskia Sungkar dan Perjalanannya Merintis Jenama Modest Fashion Lokal Ternama
Dari sana, Jeny kemudian mendirikan dua label fesyen, yakni JenY by Jeny Tjahyawati yang fokus pada modest wear, serta Ethnicant untuk lini busana ready to wear. Ia juga mendirikan butik Moslem Fashion Gallery pada 2006. Gaya rancangannya dikenal memadukan kekuatan lokal dengan pendekatan global yang elegan, menjadikannya sebagai salah satu desainer modest fashion Indonesia yang paling konsisten dan visioner.
Karya-karyanya telah melanglang buana ke berbagai ajang mode dunia, mulai dari Paris Fashion Week, London Fashion Week (Fashion Scout), Hongkong Fashion Week, Torino Fashion Week, Miami Modest Fashion Week, hingga Asia Islamic Fashion Week. Tak hanya hadir, ia juga menuai pengakuan, di antaranya meraih Luxury Awards di Torino Fashion Week (2017) dan Rising Star di Indonesia Fashion Week (2019). Penghargaan lain termasuk Juara 2 Lomba Desain Majalah Sarinah (1989), Finalis Desain Aksesori Majalah Femina (1989), dan Finalis Majalah Noor (2004).
Dalam NYFW 2024–2025, Jeny membawa koleksi bertema “Ratoe Jaroe”, terinspirasi dari semangat perempuan Aceh yang tangguh, pemberani, dan anggun. Ia menggabungkan unsur budaya Melayu dan gaya busana khas Cut Nyak Dien dengan pendekatan modern agar tetap relevan dengan selera masyarakat New York.
Ia menggunakan wastra Indonesia seperti songket dan tenun, dikombinasikan dengan satin dan teknik manual pleats menyerupai origami, serta digital printing untuk menyiasati beratnya bahan tanpa mengurangi esensi tradisionalnya.
“Sebagai desainer, kita harus tetap menyesuaikan dengan tren dan selera pasar. Masyarakat New York menyukai tampilan yang simpel dan clean. Oleh karena itu, saya kombinasikan songket dengan bahan yang lebih ringan dan teknik pleats agar busana tetap nyaman digunakan,” ujar Jeny.
Dirinya membawakan 10 set busana dengan nuansa warna hitam, merah marun, hijau, dan emas—warna-warna yang sesuai dengan palet musim gugur dan dingin serta sejalan dengan trend guidance NYFW. Meskipun ada tantangan dalam penyesuaian tren dan teknis perawatan lipatan pleats saat perjalanan, Jeny mengaku siap dan antusias. Bahkan, usai NYFW, ia berencana melanjutkan perjalanan bisnis ke Los Angeles untuk pertemuan dengan calon buyer.
Baca Juga: Berkenalan dengan Desainer Kondang Dian Pelangi, Karyanya Laris Manis hingga Pasar Global
Tak hanya kreatif sebagai desainer, Jeny juga aktif di dunia literasi dan organisasi. Ia menulis buku Gaya Praktis Berkerudung dan menjadi Ketua Umum sekaligus pendiri Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD), sebuah organisasi yang ia bentuk sebagai wadah pengembangan kreator modest fashion Tanah Air. Melalui IMFD, ia menggagas berbagai kegiatan, salah satunya Indonesia Modest Fashion Week (IMFW), termasuk edisi 2021 bertema penyelamatan bekantan sebagai bentuk kampanye fashion berkelanjutan.
Meski sempat terdampak pandemi COVID-19, Jeny tetap produktif dan adaptif. Ia mengembangkan lini busana baru yang lebih terjangkau, serta terus memperluas jaringan modest fashion Indonesia ke pasar dunia. Pengalamannya tampil di berbagai negara menjadi motivasi untuk terus berkarya.
“Saat tampil di Fashion Scout London Fashion Week, penonton sangat antusias dengan koleksi kami. Itu jadi pengalaman yang tidak terlupakan,” kenangnya.