Calvin C. Newport atau lebih dikenal Cal Newport adalah seorang penulis buku non-fiksi ternama asal Amerika Serikat (AS) yang juga menyandang gelar Profesor Ilmu Komputer di Universitas Georgetown.

Hingga saat ini, Cal Newport telah menulis delapan buku, termasuk yang terbaru, Slow Productivity, A World Without Email, Digital Minimalism, dan Deep Work.

Dilansir dari laman pribadinya, saat ini buku-buku karya Newport juga telah diterjemahkan lebih dari 40 bahasa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa buku karya Newport tersebut sangat populer dan menjadi buku non-fiksi yang mampu menginspirasi banyak orang.

Newport juga merupakan penulis kontributor untuk New Yorker dan pembawa acara podcast Deep Questions dan juga mengelola blog populer Study Hacks dan telah menerbitkan esai di blog tersebut secara rutin.

Setidaknya, lebih dari 2 juta orang setiap tahunnya mengunjungi blog Study Hacks untuk membaca posting mingguan Newport tentang teknologi, produktivitas, dan pembahasan tentang hidup dan bekerja.

Nah Growthmates, bagi kamu yang ingin membaca buku karya Newport, berikut 6 buku yang bisa membantumu melek tentang makna hidup dan dunia kerja secara mendalam. Yuk, simak!

Baca Juga: Kupas Perjalanan dalam Sastra, Budaya, dan Kritik Sosial, Ini Daftar Buku Karya Seno Gumira Ajidarma

1. Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World

Buku ini terbit pada tahun 2016, tapi isinya masih relevan untuk 2024. Dalam buku ini, Newport mengingatkan pembaca bahwa untuk bertahan sekaligus berhasil di ekonomi sekarang, yakni dengan menguasai dengan cepat hal-hal yang kompleks.

Dalam buku ini, Newport menjelaskan mengapa deep work penting dalam era modern yang penuh dengan gangguan dan konten yang mudah mengalihkan perhatian kita. Ia membahas dampak negatif dari gangguan konstan dan multitasking yang dapat menghambat kualitas dan produktivitas kerja kita.

Newport menyajikan aturan-aturan praktis untuk menciptakan lingkungan dan kebiasaan yang mendukung deep work. Ia mengajarkan cara mengatur jadwal yang terfokus, meminimalkan gangguan digital, dan mengoptimalkan kemampuan kognitif kita.

Melalui contoh-contoh dan penelitian, Newport memberikan wawasan tentang bagaimana deep work dapat meningkatkan kualitas pekerjaan kita, menghasilkan karya yang lebih kreatif, dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

Buku ini juga menyoroti pentingnya latihan dan disiplin dalam melatih otak kita untuk melakukan deep work secara efektif. Newport memberikan saran praktis tentang bagaimana melatih konsentrasi, mengelola waktu, dan mengatasi godaan-godaan yang mengganggu.

Buku ini terbagi menjadi 2 bagian. Pertama meyakinkan kamu  tentang premis deep work. Dan kedua, bagaimana memanfaatkan realita ini untuk melatih otak kita untuk tetap produktif dan punya kemampuan fokus untuk merubah hidup.

Buku ini sangat cocok dibaca untuk kamu yang sangat peduli dengan produktivitas, dan selalu berharap satu hari bisa lebih dari 24 jam. Distraksi adalah teman baru kita di jaman teknologi ini, dan kamu harus bisa membuat distraksi menjadi teman yang tidak toxic.

Baca Juga: Karya Sang Penulis Muda, Ini Daftar Lengkap Buku Karangan Christopher Paolini

2. Digital Minimalism: Choosing a Focused Life in a Noisy World

Jika pada buku Deep Work fokus pada pembahasan meningkatkan produktivitas dengan kesungguhan kerja, maka dalam Digital Minimalism, konsep produktivitas yang ditawarkan Newport mengerucut pada bagaimana menyingkirkan distraksi di era digital.

Nah, agar kita bisa fokus untuk menyelesaikan setiap prioritas utama di dunia nyata, maka kita perlu untuk membatasi penggunaan gawai dan media sosial.

Bisa dibilang, buku Digital Minimalism ini merupakan karya sekuel dari Deep Work. Dalam buku ini, Newport membuat argumen yang sangat kuat tentang bagaimana dan mengapa kita harus mengurangi penggunaan teknologi (khususnya, media sosial), dan mengapa kita perlu lebih spesifik dan berhati-hati tentang penggunaan kita.

Digital Minimalism adalah filosofi yang akan mengajarkan kita di mana harus menarik garis dan bagaimana memfokuskan energi dan perhatian ini pada hal yang lebih penting; tujuan dan kualitas hidup. Waktu istirahat dari perangkat digital adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang terfokus di dunia yang bising.

3. Don't Follow Your Passion

Sebagian orang masih menganggap bahwa passion adalah modal utama untuk mewujudkan pekerjaan atau karier impian. Namun, lewat buku ini, Cal Newport membeberkan sejumlah fakta mengapa passion bukanlah faktor penentu dalam kesuksesan seseorang. Bahkan, ada kalanya membangun skill dari nol dan tidak sepenuhnya bersandar pada passion adalah sebuah pilihan yang bijak.

Lewat buku ini, Newport mencoba memaparkan alasan-alasan, mengapa mengikuti passion adalah saran yang buruk. Newport menyebutkan salah satu penelitian yang pernah diadakan di Kanada. Dari 539 responden yang menyebutkan passion mereka, ternyata hanya sekitar 4% yang memiliki keterkaitan dengan karier dan pekerjaan.  

Meski cakupan penelitian tersebut kecil, namun jenis pekerjaan yang memang berkorelasi langsung dengan hal-hal menyenangkan terkait passion masih sangat terbatas. Baik di bidang seni, olahraga, maupun industri kreatif. Kalaupun ada, kita harus bersaing dengan banyak orang yang juga menginginkan hal yang sama. 

Jadi, alih-alih memilih pola pikir passion, Newport pun menganjurkan agar kita memiliki modal karier yang dibutuhkan untuk meraih pekerjaan impian kita. Tak masalah jika kita harus mulai dari nol, dengan mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya. Dengan modal banyaknya pengalaman, maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan impian akan semakin terbuka lebar. 

Jadi, secara umum buku ini membahas pentingnya menguasai suatu bidang alih-alih mengejar passion. Toh kita juga tidak pernah benar-benar tahu apa yang sungguh-sungguh menjadi passion kita sebelum menjalani banyak hal dalam kehidupan.

4. So Good They Can’t Ignore You: Why Skills Trump Passion in the Quest for Work You Love

Dalam buku ini, Cal Newport menantang pandangan umum tentang “mengikuti passion” sebagai kunci untuk menemukan pekerjaan yang dicintai. Ia mengajak kita untuk mengubah cara berpikir mereka tentang karir dan menggantikannya dengan pendekatan yang berbasis pada penguasaan keterampilan.

Dalam buku ini juga, Newport membahas konsep “kapital keahlian” (career capital) yang merupakan kombinasi dari keahlian yang langka, yang berharga, dan sulit ditiru oleh orang lain.

Newport juga membahas pentingnya memperoleh kendali atas pekerjaan kita, dengan mengejar otonomi, keahlian, dan dampak. Ia memberikan wawasan tentang bagaimana menciptakan nilai bagi orang lain dan mencari tantangan yang membuat kita berkembang.

Selain itu, Newport membahas strategi praktis untuk mengembangkan keahlian yang luar biasa, termasuk fokus yang dalam, praktek yang terarah, dan membangun jaringan yang berharga. Ia menggambarkan contoh-contoh nyata dari individu-individu yang telah mencapai kesuksesan melalui pendekatan ini.

Jadi, bisa dibilang, lewat buku “So Good They Can’t Ignore You” ini, Newport mengajak pembacanya untuk memprioritaskan pengembangan keahlian sebagai kunci untuk mencapai kepuasan dalam pekerjaan.

Dengan gaya yang ramah dan menyenangkan, Newport mebmerikan panduan praktis untuk mengubah cara pandang tentang karir dan menghadirkan kesuksesan melalui penguasaan keterampilan yang sangat baik.

Baca Juga: Daftar Buku Terbaik Karya Patrick King untuk Pengembangan Diri dan Hubungan Interpersonal

5. A World Without Email: Reimagining Work in an Age of Communication Overload

A World Without Email karya Newport ini menceritakan bahwa email telah menjadi racun bagi produktivitas kita dan menawarkan rencana untuk menata ulang komunikasi kerja. Lewat buku ini, Newport memberikan saran praktis tentang cara mengurangi kekacauan email dan menggantinya dengan alat yang lebih efisien untuk mencapai kehidupan kerja yang lebih produktif.

Buku ini pun terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, yang berjudul "The Case Against Email," memberikan pembahasan definitif tentang bagaimana dunia kerja berubah setelah diperkenalkannya alat komunikasi digital, dan konsekuensi yang tidak diinginkan apa saja yang ditimbulkan oleh perubahan ini.

Bagian kedua, yang berjudul "Principles for A World Without Email," memperkenalkan kerangka kerja yang Newport sebut teori modal perhatian yang dapat digunakan untuk secara radikal memikirkan kembali cara kita bekerja, mendorong kita menuju visi di mana pesan ad hoc yang tak henti-hentinya digantikan dengan pendekatan yang jauh lebih berkelanjutan dan terstruktur untuk menghasilkan keluaran yang berharga dengan otak kita.

Dikatakan Newport, buku ini dirancang agar relevan bagi beberapa audiens yang berbeda, termasuk karyawan, pengusaha, dan eksekutif.

6. The Time-Block Planner: A Daily Method for Deep Work in a Distracted World

Pembagian waktu adalah metode manajemen waktu yang telah lama digunakan oleh beberapa orang paling efektif di dunia, dari Elon Musk hingga Bill Gates, dan dipromosikan oleh beberapa pemikir terpintar dalam produktivitas, dari Peter Drucker hingga Benjamin Franklin.

Selama 15 tahun, Cal Newport pun telah memuji manfaat pembagian waktu. Kini untuk pertama kalinya, sistem ini telah tertuang dalam buku yang memudahkan siapa pun untuk menerapkan ide-ide ini dalam kehidupan profesional mereka sendiri.

‘The Time-Block Planner’ dibuka dengan pengantar dari Newport untuk memandu pembaca melalui dasar-dasar pemblokiran waktu yang efektif. Buku ini juga akan membantu para pembaca untuk menyingkirkan gangguan dan tuntutan orang lain terhadap waktu, dan fokus untuk mencapai lebih banyak upaya mendalam daripada yang mungkin pernah kita kira.

7. Slow Productivity: The Lost Art of Accomplishment Without Burnout

‘Slow Productivity’ adalah buku kedelapan Newport. Seperti subjudulnya, buku ini menggambarkan filosofi baru yang inovatif untuk mengejar pencapaian yang berarti sambil menghindari kelebihan beban.

Buku ini memberikan variasi lain dan meninjau kembali ide-ide yang telah dieksplorasi Newport sebelumnya, meskipun kerangka kali ini adalah bagaimana obsesi budaya kita dengan produktivitas dibentuk (dan akibatnya dibelokkan) oleh Revolusi Industri.  

Buku ini juga bisa dibilang sebuah filosofi inovatif untuk mengejar pencapaian yang bermakna sambil menghindari beban berlebih.

Dalam buku ini, Newport mendefinisikan bahwa saat ini ‘produktivitas sudah rusak’. Hal itu mendorong kita untuk memperlakukan kesibukan sebagai pengganti upaya yang bermanfaat, yang mengarah pada daftar tugas yang sangat banyak dan rapat yang tak henti-hentinya.

Lewat buku ini, Newport memaparkan prinsip-prinsip utama “produktivitas lambat”, alternatif yang lebih berkelanjutan untuk mengatasi beban kerja yang tak berujung yang menjadi ciri khas kita saat ini.

Dengan memadukan kritik budaya dengan pragmatisme sistematis, Newport mendekonstruksi absurditas yang melekat dalam gagasan standar tentang produktivitas, lalu memberikan saran langkah demi langkah bagi para pekerja untuk menggantinya dengan alternatif yang lebih lambat dan lebih manusiawi.

Buku ini bisa dibilang menyediakan peta jalan untuk menghindari beban kerja berlebih dan sebaliknya tiba pada pendekatan yang lebih abadi untuk mengejar pencapaian yang berarti. Newport berpandangan, dunia kerja akan mengalami revolusi baru, dan ‘Slow Productivity’ adalah hal yang kita butuhkan.

Baca Juga: Meningkatkan Kualitas Hidup, Ini Daftar Buku Karya Darius Foroux yang Wajib Kamu Baca!