Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi sorotan masyarakat dalam penanganan bencana banjir bandang dan longsor yang di Sumatra Selatan, Sumatra Barat dan Aceh.
Cara BNPB mengkomunikasikan bencana ini kepada publik luas dinilai amburadul, banyak pihak sampai membandingkan cara kerja BNPB era sekarang ini dengan masa kepemimpinan Sutopo Purwo Nugroho dan Letjen TNI (Purn) Doni Monardo yang dinilai memilih cara komunikasi yang sangat efektif.
Baca Juga: Banjir Sumatra, Bencana Alam atau Bencana Ekologis?
Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio juga punya pandangan yang sama, dia menyebut BNPB dalam penanganan bencana di tiga Provinsi tersebut punya cara komunikasi yang berantakan, cara komunikasi yang demikian membuat penangan selanjutnya juga ikut berantakan.
"Case bencana Aceh, Sumatera Barat dan Utara sebetulnya itu awalnya adalah komunikasi yang tidak baik dilakukan BNPB," kata Hendri dilansir Rabu 24/12/2025).
Hensat sapaan Hendri Satrio mengatakan informasi mengenai bencana Sumatra-Aceh baru diketahui publik setelah tiga hari kejadian, ini menandakan buruknya komunikasi BNPB, tak hanya itu Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto yang menyebut bencana tersebut hanya mencekam di media sosial juga membuktikan bahwa komunikasi BNPB dalam penanganan bencana kali sangat buruk.
"Kenapa langsung ke BNPB? Karena catatan saya ada delay informasi dari terjadinya bencana pada 24 November, kemudian baru kita dengar sekitar 27-28 November. Diperparah kata-kata Kepala BNPB yang mengatakan hanya mencekam di media sosial," tutur dia.
Sejatinya BNPB dibentuk untuk melakukan penanggulangan dan mengomunikasikan perkembangan bencana kepada publik luas, ia menyayangkan cara komunikasi BNPB dalam penanganan bencana yang merenggut ribuan jiwa itu.
"Harusnya pusat yang ada di daerah bencana itu BNPB karena pada saat zaman tsunami waktu itu BNPB belum ada, ini kan dibentuk untuk justru hal-hal seperti ini," kata Hendri.
BNPB juga dinilainya belum melakukan hal yang maksimal. Sebab di era bencana tsumani Aceh 2004 silam penanganan bencananya dinilai lebih matang.
Salah satu yang ia singgung ialah hingga hari ini BNPB belum membentuk crisis centre dan media centre. Padahal dua hal itu menurutnya sangat penting.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Komentari Status Banjir Sumatra yang Belum Menjadi Bencana Nasional
"Saya hari ketiga berangkat dari Jakarta, hari keempat sampai di Aceh, itu ada dua yang saya lihat, yang pertama saya nebeng truk TNI, itu ke Gubernuran. Di gubernuran itu ada crisis centre dan media centre, Dua hal yang belum terjadi di hari ini," tandas dia.