Pemerintah mengeklaim Indonesia mampu menangani bencana alam secara mandiri, termasuk bencana alam banjir bandang dan longsor yang menerjang kawasan Sumatra Selatan, Sumatra Barat dan Aceh yang telah merenggut ratusan korban jiwa. Setidaknya alasan kemandirian ini yang membuat pemerintah belum mau membuka jalur bantuan internasional untuk bencana Sumatra dan Aceh
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, sejauh ini penanganan bencana Sumatra dan Aceh masih dalam kendali penuh pemerintah, dimana semua perangkat pemerintah termasuk sejumlah kementerian dikerahkan untuk mengatasi bencana alam mematikan itu.
Baca Juga: Untuk Para Pejabat, Jangan Manfaatkan Bencana Sumatra dan Aceh demi Memperkaya Diri
"Sebetulnya kami bagian daripada sistem yang penanggulangan bencana alam yang dipimpin oleh Presiden Prabowo kemarin. Kemudian beliau sudah mengambil suatu evaluasi bahwa bencana ini adalah bencana yang bisa kita atasi oleh bangsa sendiri," kata Sjafrie di Unhas Makassar, Selasa (9/12/2025).
Sjafrie menuturkan evaluasi pemerintah menunjukkan bahwa bencana yang terjadi dapat diatasi dengan kemampuan dan sumber daya dalam negeri.
"Kita mempunyai kemampuan peralatan angkut, baik darat, laut maupun udara. Kita memiliki logistik yang cukup, obat-obatan yang memadai, serta tenaga medis yang sangat membantu," katanya.
Menhan menyebut tenaga medis tersebut berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk dari Universitas Hasanuddin.
"Seluruh unsur itu dikolaborasikan dalam satu sistem terpadu untuk mempercepat penanganan di lapangan," ujarnya.
Sjafrie juga membandingkan situasi saat ini dengan kondisi ketika Indonesia menghadapi bencana tsunami di masa lalu. Saat itu, menurutnya, Indonesia masih kesulitan karena belum memiliki kemandirian dalam penanggulangan bencana.
Baca Juga: Jejak Illegal Logging di Hulu Sungai Tamiang Aceh
"Sekarang kita mandiri untuk mengatasi tsunami yang ada di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat," tegasnya.
Pemerintah memastikan seluruh kekuatan dikerahkan untuk mempercepat evakuasi, penyaluran bantuan, hingga pemulihan kondisi masyarakat terdampak.