“Syaratnya adalah kita memberikan pengabulan harapan kepada anak yang berusia 3-17 tahun, dan memiliki penyakit kritis. Ada 13 penyakit kritis detailnya biasanya kita share sama dokter-dokter yang memberikan referral tersebut.  Kita memberikan (pengabulan harapan) kepada semua anak-anak tidak peduli dari statusnya mereka, sosial status ataupun lain-lainnya,” jelas Imelda.

Ada proses wish journey dalam perjalanan pengabulan harapan tersebut, kata Imelda. Diawal dari wish capture, di mana tim Make-A-Wish akan melakukan proses interview terhadap anak dan mencari tahu lebih lanjut apa yang menjadi harapan mereka, motivasi apa yang membuat anak-anak menginginkan harapan tersebut dipenuhi, dan lain sebagainya.

Setelah mengetahui harapan apa yang diinginkan, kemudian masuk ke dalam proses wish design. Dalam proses ini, tim akan membuat konsep agar harapan tersebut dapat diwujudkan penuh dengan memori berkesan di dalamnya. Misalnya, ketika harapan si anak adalah pergi ke pantai.

“Kita membuat go all out supaya membuat ke pantainya itu menjadi sesuatu memori ya making memories baginya,” tutur Imelda.

Baca Juga: Gelar Petualangan Outdoor Edukatif, Taro Komit Bantu Pembentukan Karakter Anak Indonesia, Seperti Apa?

Pada saat proses wish design, tim juga melakukan wish anticipation. Di mana tim memberikan anak-anak harapan perihal diwujudkannya harapan mereka. Dalam proses ini, diharapkan anak-anak dapat teralihkan pemikirannya ke hal-hal menyenangkan dari harapan yang akan segera diwujudkan, sehingga mereka tidak lagi fokus pada penyakit atau proses penyembuhan yang sering kali memakan waktu lama.

“Setelah wish anticipation kita yang namanya wish realization itu adalah ide nya dimana kita akan menyelenggarakan lah wish day nya kita. Jadi itu yang membuat mereka sangat-sangat excited, lebih excited lagi dan menjadikan momen diingat selamanya,” jelas Imelda.

“Setelah itu ada wish event, kita menanyakan kepada anak-anak dan keluarganya, apa sih efek dan pengaruhan wish tersebut di kehidupan mereka. Jadi wish journey, itulah yang membedakan yayasan kami dibandingkan dengan yang lain bahwa kita memiliki dari A-Z dalam pengabulan harapan anak-anak dengan penyakit kritis,” tambahnya.

Presiden & CEO Make-A-Wish International, Luciano Manzo, menyambut hangat bergabungnya Make-A-Wish Indonesia ke dalam keluarga globalnya. 

Turut menunjuk dr. Resia Bratomono sebagai Brand Ambassador, peluncuran Make-A-Wish Indonesia menjadi bukti dedikasi luar biasa dari para relawan, donatur, dan mitra yang percaya pada sebuah dampak harapan.

“Kami sangat senang bisa berada di sini dan memiliki kesempatan untuk memperluas kegiatan pengabulan keinginan kepada anak-anak Indonesia. Ada begitu banyak anak di sini yang membutuhkannya, dan saya yakin Imelda dan timnya, para relawan dan pendukung, akan melakukan yang terbaik untuk menjangkau sebanyak mungkin anak-anak,” imbuh Manzo.