Kelompok ini juga menunjukkan peningkatan ekspresi tiga gen yang terlibat dalam produksi dan sinyal serotonin, neurotransmitter yang terkait dengan stres dan kecemasan. Meskipun serotonin sering disebut sebagai "bahan kimia otak yang membuat Anda merasa nyaman", beberapa neuron serotonin dapat memicu respons kecemasan saat diaktifkan pada hewan.

Lowry menyatakan, mikrobioma yang tidak sehat dapat merusak lapisan usus, memungkinkan bakteri memasuki sirkulasi tubuh dan berkomunikasi dengan otak melalui saraf vagus, jalur dari saluran pencernaan ke otak.

Meski penelitian tersebut  dilakukan pada hewan, peneliti yakin itu bisa berimplikasi pada pola makan dan gaya hidup manusia.

 "Ini masuk akal dari sudut pandang evolusi. Kita terprogram untuk memperhatikan hal-hal yang membuat kita sakit sehingga kita dapat menghindarinya di masa depan,” kata Lowry.

Para peneliti juga mencatat bahwa tidak semua lemak itu buruk. Lemak sehat, seperti yang terdapat pada ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan biji-bijian, memiliki sifat anti-inflamasi dan bermanfaat bagi otak.

Mengapa Banyak Orang Memilih untuk Banyak Makan saat Stres?

Menyadur dari laman Cleveland Clinic, banyak orang yang makan lebih banyak saat stres karena kombinasi faktor fisiologis dan psikologis. 

Stres memicu pelepasan kortisol, hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula, yang sering disebut "makanan penghibur"​. Ini adalah bentuk makan emosional, di mana makanan digunakan sebagai mekanisme untuk mengatasi emosi negatif.

Baca Juga: Riset Ungkap Perempuan Lebih Rentan Terkena Stroke Dini Akibat Stres, Ini 8 Tips Menghindarinya Menurut Ahli

Makan makanan yang enak dapat merangsang pelepasan opioid, seperti endorfin, yang memberikan perasaan lega dan kesenangan sementara, sehingga memperkuat kebiasaan makan saat stres​​. 

Tindakan makan ‘makanan penghibur’ ini dapat mengaktifkan jalur penghargaan di otak, sehingga sulit untuk menghentikan siklus ini karena tubuh mengaitkan makanan ini dengan pengurangan stres.

Lebih lanjut, stres dapat mengganggu fungsi eksekutif dan pengaturan diri, membuat seseorang lebih sulit membuat pilihan makanan yang sehat dan menolak godaan makanan yang menggoda.