Beberapa tahun terakhir, trend kecantikan di Indonesia terus mengalami pergeseran yang menarik. Dari dari gaya hidup sehat, penggunaan skincare dengan bahan-bahan natural, hingga kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur yang diyakini mengandung skincare untuk menutrisi kulit dari dalam. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar pentingnya merawat kulit.

Jika sebelumnya skincare 10 steps ala Korea menjadi rutinitas perawatan kulit yang populer, kini beberapa orang mulai meninggalkannya. Diantaranya mulai sadar bahwa semakin banyak produk yang digunakan, belum tentu efeknya akan semakin baik. Menumpuk produk ke kulit pada beberapa kondisi justru menimbulkan masalah baru.

Baca Juga: Nose Gandeng Ilmuwan Hadirkan Skincare dari Kekayaan Botanikal Nusantara

Alih-alih menumpuk berbagai produk skincare di rak, kini banyak orang yang mengadopsi gaya yang lebih sederhana. Skin minimalism hadir sebagai filosofi baru yang menekankan bahwa kulit sehat tidak harus datang dari banyak rangkaian perawatan, tetapi memahami kebutuhan kulit dan konsistensi.

Apa itu Skin Minimalism?

Skin minimalism bukan tentang berapa banyak jumlah produk yang dipakai atau seberapa tebal produk yang diaplikasikan ke kulit. Filosofi ini lebih menekankan pada penggunaan perawatan pada kulit yang benar-benar dibutuhkan oleh kulit.

Daripada membeli banyak produk skincare yang sedang trend, penganut filosofi ini percaya less is more. Untuk menjaga kulit tetap sehat dan seimbang, bisa gunakan tiga hingga empat produk dasar, seperti pembersih, pelembab, sunscreen, dan serum yang dibutuhkan kulit. Dengan filosofi ini juga mampu membantu mengenali produk yang cocok dan yang justru menyebabkan iritasi pada kulit.

Ada beberapa faktor yang mendorong masyarakat beralih dari skincare berlapis-lapis ke skin minimalism:

  • Faktor Ekonomi

Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil ini, masyarakat tentu akan lebih selektif dalam membeli produk. Alih-alih membeli produk yang sedang trend, mereka lebih memilih membeli skincare yang benar-benar efektif. Hal ini akan membuat pengeluaran lebih hemat dan membuat skincare bekerja lebih optimal pada kulit.

  • Kulit lebih tenang

Terlalu banyak lapisan produk pada kulit justru bisa membuat skin barrier rusak dan menimbulkan permasalahan kulit lain. Dengan skin minimalism, kulit akan memiliki ruang untuk bernapas dan memperbaiki diri secara alami karena fokus pada apa yang dibutuhkan kulit bukan jumlah layer.

  • Lebih ramah lingkungan

Mengurangi jumlah produk yang dipakai, secara tidak langsung berkontribusi dalam mengurangi limbah kemasan yang dibuang.

Semakin sedikit produk yang digunakan, artinya kemasan plastik dan limbah yang dihasilkan akan lebih sedikit. Secara tidak langsung, skin minimalism mendukung keberlanjutan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Cara Memulai Skin Minimalism

Ada banyak cara melakukan skin minimalism yang mudah. Berikut cara untuk memulai dan menerapkan skin minimalism.

  • Kenali jenis kulit

Cari tahu jenis kulit untuk mengetahui permasalahan kulit untuk membantu menentukan produk yang paling cocok.

  • Pilih produk skincare dasar

Cukup gunakan pembersih lembut, pelembab, sunscreen, dan produk tambahan lain yang dibutuhkan oleh kulit seperti serum, toner, atau krim. Pastikan produk-produk tersebut cocok dengan jenis kulit.

  • Perhatikan gaya hidup

Tak hanya penggunaan skincare yang menjadi penting, pola makan yang sehat, tidur yang cukup, olahraga teratur, dan konsumsi air yang dibutuhkan tubuh juga bagian penting dalam merawat kulit.

  • Konsisten dan sabar

Jangan putus asa jika kulit belum menunjukkan perubahan karena perubahan tidak terjadi dalam semalam. Rutinitas yang sederhana tetapi konsisten akan memberikan hasil yang alami sering waktu.

Skin minimalism merupakan bentuk merawat diri yang mengajarkan bahwa perawatan kulit tidak berasal dari penggunaan banyak produk mahal, tetapi pemahaman terhadap kebutuhan kulit dan konsistensi.