Meskipun ibu kota negara akan dipindahkan ke Kalimantan, Jakarta dinilai tetap memainkan peran penting sebagai pusat perdagangan, jasa keuangan, dan bisnis dengan kontribusi sekitar 16.67% terhadap perekonomian nasional dengan jumlah penduduk 10,7 juta jiwa. Transformasi Jakarta sebagai kota global harus memperkuat peran ini untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Sri Haryati, Asisten Perekonomian dan Keuangan di Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menjelaskan, Jakarta memainkan peran kunci dalam perdagangan dan sirkulasi keuangan Indonesia karena 70% dari jumlah uang beredar negara mengalir melalui Jakarta. Aliran dana yang signifikan ini merupakan peran penting Jakarta dalam perekonomian nasional, memosisikan kota sebagai kota yang sangat diperlukan untuk kemakmuran dan stabilitas Indonesia.
Baca Juga: Urbanisasi dan Mimpi Jakarta Menuju Kota Global
"Menurut Kearney, Global City Index (GCI) 2023, Jakarta berada di peringkat ke-74 dari 156 kota. Karena itu, transformasi Jakarta menjadi kota global yang kompetitif akan dicapai dengan memenuhi beberapa kriteria,' ucapnya, dalam Jakarta Investment Festival (JIF) 2024 beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (14/9/2024).
Pertama, jelas Sri, adalah ekonomi yang tangguh dan terhubung secara global. Ini termasuk skala ekonomi yang kompetitif, potensi ekonomi yang kuat, tenaga kerja terampil, dan kehadiran perusahaan internasional besar di Jakarta. Kedua, penelitian dan inovasi yang andal dan berkelanjutan. Penguatan hal ini sangat penting karena Jakarta masih membutuhkan perbaikan yang signifikan dalam indikator ini. Ketiga, lingkungan hidup yang nyaman. Ini melibatkan pengembangan infrastruktur yang andal, suasana yang aman dan terjamin, kesehatan dan pendidikan berkualitas tinggi, biaya hidup yang terjangkau, dan juga akses ke informasi.
"Keempat adalah tujuan wisata; merupakan bagian penting peningkatan pariwisata budaya, menyelenggarakan acara internasional dan meningkatkan infrastruktur wisata seperti stadion, museum, dan juga teater. Kelima adalah lingkungan yang bersih, nyaman dan berkelanjutan; memastikan kualitas lingkungan yang sangat baik dan ketahanan terhadap perubahan iklim. Terakhir, peningkatan aksesibilitas yang menawarkan pilihan transportasi yang beragam dan efisien di dalam kota dan akses mudah bagi pengunjung internasional," ujarnya menjelaskan.
Sri melaporkan bahwa pada kuartal kedua tahun 2024, ekonomi Jakarta tumbuh sebesar 4.90%. Pertumbuhan termasuk sektor-sektor seperti jasa keuangan sekitar 10.99%; akomodasi dan jasa makanan 7.57%; pertanian kehutanan dan perikanan 6.98%. Jakarta terus memimpin dalam berkontribusi pada perekonomian Indonesia dengan 3 sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi: sektor grosir dan perdagangan sekitar 17.95%; sektor keuangan dan asuransi yang berkontribusi 11.56%; serta manufaktur 11.32%.
Dalam hal inflasi, Jakarta menyumbang sangat besar ke nasional, yaitu sebesar 20,47 %. Pada bulan Juli 2024, rate inflasi di Jakarta sebesar 1,97%, sedangkan nasional rate inflasi sebesar 2,13%. Oleh karena itu, tegas Sri, sangat penting untuk mengontrol inflasi di Jakarta.
Di tengah inflasi yang terus meningkat, selama semester I tahun 2024, total realisasi investasi di Jakarta sebesar USD8 miliar atau 14.5% dari total nasional. Total realisasi tersebut melampaui target semester I tahun 2024 sebesar USD4.4 miliar dengan tingkat pencapaian sebesar 181%. Tiga wilayah teratas di Jakarta dengan capaian investasi tertinggi adalah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara dengan Singapura, Jepang, dan Korea Selatan menjadi investor terbesar.
"Jakarta tetap menjadi destinasi utama investasi karena infrastruktur yang kuat, tenaga kerja yang berkualitas, dan dukungan dari pemerintah. Sementara, sektor investasi yang paling tinggi adalah transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 31 %. Hal ini juga menciptakan lapangan kerja," tegasnya.
Peta Jalan Kebijakan Ekonomi Jakarta
Dia menjelaskan, terdapat peta jalan kebijakan ekonomi Jakarta yang terdiri dari empat tahap. Tahap pertama adalah memperkuat sektor-sektor seperti industri teknologi tinggi, UMKM, ekonomi biru, serta ekspansi pasar dan area ekonomi baru seperti revitalisasi. Untuk mengimplementasikan peta jalan kebijakan ekonomi Jakarta tersebut, diperlukan strategi yang berfokus kepada beberapa area penting: Membuat iklim investasi yang atraktif; Membina kemitraan forum bisnis; Meningkatkan dan integrasi sistem perizinan; Mempromosikan pembangunanan kota hijau berkelanjutan; Membangun infrastruktur berkelanjutan; dan Memberdayakan UMKM Jakarta secara jangka panjang ingin menjadi City of Execellence di tahun 2045.
Baca Juga: Membedah Makna Tagline 'Jakarta Menyala' yang Diusung Pramono-Rano
Rencana ini termasuk meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif, membangun infrastruktur berkelanjutan, serta menjadi suatu hub transit besar regional maupun global dalam hal barang maupun jasa. Ia juga menekankan pentingnya proyek-proyek infrastruktur strategis seperti perluasan MRT dan LRT, serta pembangunan giant sea wall untuk melindungi Jakarta dari ancaman banjir. Estimasi kebutuhan pembiayaan untuk proyek-proyek ini diperkirakan mencapai US45 miliar.
"Pemerintah Jakarta berkomitmen menciptakan iklim investasi yang menguntungkan dan memastikan kemudahan berbisnis di Jakarta seperti yang telah ditekankan Presiden Jokowi. Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan melanjutkan transformasinya menjadi pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat layanan baik di tingkat regional maupun global. Kesimpulannya, Jakarta berada di jalur yang jelas untuk menjadi kota global yang lebih kuat dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, investasi yang kuat, dan rencana pembangunan transformatif untuk masa depan," pungkasnya.