Langit Jakarta belum sepenuhnya terang pada Minggu pagi, namun kawasan Silang Barat Daya Monumen Nasional (Monas) sudah bergemuruh. Setelah satu dekade menanti, ikon kebanggaan ibu kota ini akhirnya kembali menjadi titik start bagi ajang lari legendaris, Milo Activ Indonesia Race 2025 Jakarta International 10K.

Sebanyak 25.000 pelari yang mengenakan jersey hijau khas MILO tampak seperti ombak yang memadati jantung kota, menandai kembalinya event ini ke "rumah" aslinya setelah 10 tahun absen dari kawasan Monas.

Lebih dari Sekadar Lari: Momentum Sports Tourism

Bukan sekadar ajang adu cepat, kembalinya rute lari melewati ikon-ikon bersejarah Jakarta ini dinilai sebagai langkah strategis dalam mendongkrak sports tourism. Rute yang dimulai dari Monas dan berakhir di Lapangan Banteng menyuguhkan pengalaman visual yang memadukan olahraga dengan wisata kota.

Baca Juga: Nyeri Dada adalah Tanda Serangan Jantung, Mitos atau Fakta?

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang turut melepas peserta, menegaskan bahwa event masif seperti ini adalah kunci untuk memutar roda ekonomi kota melalui pariwisata.

"Kegiatan seperti ini tidak hanya mendorong gaya hidup aktif, tetapi berkontribusi nyata pada sports tourism. Dengan memperkenalkan ikon kota Jakarta, kita menarik lebih banyak wisatawan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Jakarta," ujar Pramono di sela-sela acara.

Standar Internasional dan Dominasi Kenya

Kualitas lintasan tahun ini tidak main-main. Rute yang dilalui para pelari telah tersertifikasi oleh Association of International Marathon and Distance Races (AIMS). Hal ini memberikan jaminan standar internasional yang menarik minat atlet elit dunia.

Terbukti, dominasi pelari asal Kenya tak terbendung di kategori 10K Open International. Moses Kibet Kipsang menyabet gelar juara putra dengan catatan waktu impresif 29 menit 54 detik. Sementara di kategori putri, rekan senegaranya, Evangeline Makena Kathenya, finis terdepan dalam waktu 35 menit 46 detik.

"Rutenya dipersiapkan dengan sangat baik. Atmosfer perlombaan luar biasa, mulai dari dukungan masyarakat di cheering point hingga pengalaman berlari melewati ikon-ikon Jakarta," ungkap Moses usai melintasi garis finis.

Pesta Keluarga di Lapangan Banteng

Kontras dengan ketegangan kompetisi di kategori 10K, suasana hangat justru terasa di kategori Family Run 2,5K. Finis di Lapangan Banteng, area race village berubah menjadi pesta piknik keluarga.

Trevi Silviana, salah satu peserta yang berlari bersama anaknya, Kenzie, mengungkapkan bahwa daya tarik utama tahun ini adalah lokasi finis yang memungkinkan interaksi sosial di ruang terbuka hijau.

"Melihat anak saya bersemangat menyelesaikan rute membuat saya bangga. Apalagi race village di Lapangan Banteng memberi kesempatan menikmati kebersamaan di ruang terbuka hijau Jakarta," tuturnya.

Penutup Rangkaian Panjang

Jakarta menjadi penutup yang manis bagi rangkaian Road to Milo Activ Indonesia Race 2025. Sebelumnya, gelombang semangat serupa telah dinyalakan di Makassar, Surabaya, Bandung, Medan, dan Yogyakarta.

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Georgios Badaro, menyebut antusiasme di Jakarta sebagai bukti bahwa kesadaran hidup sehat masyarakat Indonesia semakin matang.

"Kami bangga dapat bersinergi dengan pemerintah untuk menghadirkan ruang olahraga yang inklusif. Setelah 10 tahun, melihat ribuan pelari kembali berkumpul di jantung Jakarta adalah perayaan semangat hidup aktif yang luar biasa," pungkas Georgios.