Pengamat Komunikasi Politik Universitas Bung Karno, Faisyal Chaniago ikut merespons terkait rilis Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), yang menyebut nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) masuk dalam nominasi Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024.
Menurutnya, metode yang digunakan OCCRP dalam menilai seorang pemimpin negara sangat meragukan. Karena itu, ia menyebut penilian OCCRP, termasuk metodologi yang digunakan perlu diselidiki lebih lanjut.
Baca Juga: Buntut Rilis Jokowi Tokoh Terkorup 2024, Minat Investor Asing Jadi Surut
Baca Juga: OCCRP Nominasikan Jokowi Jadi Tokoh Terkorup, Ngabalin: Penilaian Sampah
"Berdasarkan informasi yang saya temukan, metode yang digunakan oleh OCCRP tidak berbasis pada data hukum dan fakta. Mereka menggunakan pendekatan polling melalui Google Form, yang jelas-jelas tidak ilmiah," ujarnya, seperti dilansir Jumat (3/1/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti penggunaan platform seperti Google Form untuk polling.
Menurutnya, metode yang dilakukan tersebut tidaklah tepat untuk menilai fenomena besar seperti korupsi.
Tak hanya itu, dirinya juga mengkritik konsep yang digunakan oleh OCCRP dalam memberikan penilaian terhadap para pemimpin dunia. "OCCRP membuat indikator sendiri tentang makna korupsi. Kalau semua lembaga bebas membuat variabel-variabel untuk menyusun konsep, maka akan melahirkan konsep-konsep yang bias dan salah," terangnya.
Tambahnya, ia menyebut apabila konsep ini terus dipakai tanpa keilmiahan yang jelas, maka bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu.
"Konsep tersebut bisa dipakai oleh orang atau lembaga tertentu dengan niat yang tidak baik, misalnya untuk menyerang tokoh atau pemimpin yang tidak mereka sukai," katanya.
Kemudian, ia juga menilai jikalaporan OCCRP ini dimanfaatkan oleh politisi yang tidak menyukai Jokowi untuk menyerang citranya.
"Berita OCCRP ini digunakan oleh politisi-politisi yang tak suka dengan Jokowi sebagai senjata untuk menyudutkan Jokowi," katanya.
Tambahnya, ia juga menegaskan bahwa Jokowi tetap pantas mendapat apresiasi atas berbagai pencapaian yang telah diraihnya selama memimpin Indonesia.
"Harus kita akui, Jokowi banyak jasanya untuk bangsa ini. Di era kepemimpinannyalah pembangunan infrastruktur berjalan maksimal dan efeknya sudah dirasakan oleh rakyat. Mobilitas masyarakat sekarang menjadi lebih baik," tukas dia.