Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan formasi kabinet yang ia bentuk sekarang dikritik banyak pihak, dia menyebut berbagai kalangan keberatan lantaran KIM dan kabinet pemerintahannya terlampau gemuk.
Prabowo mengatakan koalisi dan kabinet yang besar adalah sesuatu yang wajar terjadi di negara sebesar Indonesia. Dia mengatakan dirinya melakukan semua itu untuk membentuk pemerintahan yang kuat dan disegani dunia.
Baca Juga: 16 Pengusaha Tambang Temui Jokowi di Istana, Bahas Investasi di IKN
"Saya ingin membentuk pemerintahan persatuan nasional yang kuat, terpaksa koalisinya besar. Nanti akan dibilang, 'huh kabinet Prabowo kabinet gemuk, banyak'. Ya negara kita besar, Bung!" ujar Prabowo dalam acara BNI Daily Investor di JCC, Senayan, Jakarta ditulis Kamis (10/10/2024).
Adapun KIM sendiri terdiri dari 10 partai besar. Pembentukan KIM hanya menyisakan PDI Perjuangan di luar koalisi. Sementara itu pembentukan kabinet juga mengalami perubahan formasi, ada penambahan 10 kementerian baru yang membuat total kementerian di pemerintahan Prabowo-Gibran mencapai 44 menteri.
Prabowo menegaskan, negara demokrasi yang besar seharusnya dipimpin pemerintahan yang kuat, dia lantas mencontohkan negara Timor Leste yana punya 28 orang menteri, padahal jumlah penduduknya hanya sekitar 1,3 juta orang, lebih kecil dari Kabupaten Bogor.
Prabowo mengaku bisa saja sebuah negara dijalankan hanya dengan 20 atau 24 orang menteri apabila negara itu menganut sistem otoriter yang terdiri dari satu partai.
"Kalau kita negara otoriter, ya kan hanya satu partai, ya bisa jalankan negara ini hanya dengan 20 menteri, 24 menteri," kata Prabowo.
Baca Juga: Pertemuan 4 Mata Prabowo-Jokowi Ikut Senggol Megawati?
"Tapi saya harus merangkul semua kelompok, harus ada perwakilan, harus ada perwakilan dari Indonesia Timur, Indonesia Barat, Indonesia Tengah. Dari suku A, suku B, ini Indonesia," tambahnya memungkasi.