Dalam konferensi pers dan screening film Lupa Daratan, Ernest Prakasa tampil bukan hanya sebagai sutradara dan penulis, tetapi juga sebagai kreator yang ingin berbicara blak-blakan tentang dunia akting, khususnya soal ketakutan terdalam yang sering luput diakui para pelakunya.

Hadir bersama para pemain seperti Vino G. Bastian, Dea Panendra, Agus Kuncoro, dan Emil Kusumo, Ernest menjelaskan bahwa film kolaborasi perdana antara Imajinari Pictures dan Netflix ini berangkat dari premis unik, yakni seorang aktor yang tiba-tiba kehilangan kemampuan aktingnya.

Saat ditanya tentang ide dasar Lupa Daratan, Ernest menegaskan bahwa hilangnya kemampuan itu bukan dirancang sebagai hukuman moral bagi karakter utama, melainkan titik mula dari seluruh cerita.

Baca Juga: Perpaduan Unsur Lokal dan Cerita Zombie dalam Karya Terbaru Kimo Stamboel 'Abadi Nan Jaya' di Netflix

“Sebenarnya bukan memilih lupa akting sebagai cara menghukum Vino. Premisenya tuh lahir dari lupa aktingnya dulu, alasan lupanya datang belakangan. Apa yang terjadi kalau seorang aktor lagi nyiapin project besar, lalu skill aktingnya hilang? Dari situ baru dipikirin, kenapa hilang? Dia salah apa? Lalu lahirlah cerita soal brotherhood dan sebagainya,” jelasnya dalam press conference Lupa Daratan pada Rabu (10/12/2025).

Menurut Ernest, kehilangan kemampuan akting menjadi pemantik untuk menggali isu ego, pencapaian, dan bagaimana seseorang bisa “lupa daratan” saat berada di puncak karier.

“Hilangnya itu bukan sebagai hukuman yang dipikirkan belakangan. Memang premisenya itu duluan munculnya,” tegasnya.

Baca Juga: 7 Film Box Office Indonesia yang Tayang di Netflix, Catat Ya!

Lupa Daratan menjadi proyek penyutradaraan pertama Ernest sejak Cek Toko Sebelah 2 (2022). Ia mengaku kembali duduk di kursi sutradara membawa beban sekaligus kepuasan yang berbeda dibanding ketika ia hanya bertugas sebagai produser.

“Biasanya saya nge-produce buat teman-teman sutradara di Imajinari. Sekarang ngedirect sendiri lagi setelah 2022. Senang banget bisa balik, tapi rasanya beda. Ada celah di dalam hati yang cuma bisa terisi ketika menulis dan menyutradarai,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Produser Lupa Daratan, Dipa Andika, memberi konteks tambahan terkait makna judul film. Menurutnya, premis aktor yang kehilangan kemampuan akting sangat pas dikaitkan dengan fenomena kesombongan yang kerap muncul di industri hiburan.

Baca Juga: Dinamika Antara Seorang Guru dan Murid Dikemas Epik Lewat Film ‘The Shadow Stray’ Karya Timo Tjahjanto, Tayang Besok di Netflix!

“Cerita ini semoga nggak kejadian di dunia nyata ya. Dan Vino dipilih bukan karena dia pernah lupa akting,” ujarnya sambil bercanda, “intinya jangan pernah lupa daratan.”

Ernest juga mengungkapkan bahwa versi judul internasional yang sempat diajukan Netflix adalah Lost in the Spotlight, padanan yang merangkum makna seseorang yang terlalu nyaman dalam sorotan hingga kehilangan pijakan diri.

Turut berpendapat, Vino G. Bastian, yang berperan sebagai Vino Agustian, digambarkan sebagai aktor dengan kepercayaan diri berlebihan. Agus Kuncoro melihat karakter itu sebagai representasi nyata dinamika di industri.

“Dia terlalu bangga dengan apa yang dia kerjakan. Seolah semua itu jerih payahnya sendiri,” ujarnya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Gambit Saifullah, Aktor Asal Malaysia yang Debut di Film ‘Legenda Kelam Malin Kundang’

Ernest menambahkan, “Kalau film sukses, aktornya merasa gara-gara dia. Sutradara merasa gara-gara dia. Produser juga merasa gara-gara dia.”

Sedangkan, Dea Panendra mengakui naskah Lupa Daratan menjadi pengingat pribadi baginya. Pasalnya, seperti ada gebrakan dalam dirinya bahwa jangan sampai lupa daratan.

"Jangan sampai kayak Vino Agustian,” tuturnya.

Ketika ditanya bagaimana agar tidak lupa daratan seperti tokoh yang ia mainkan, Vino memberikan jawaban yang jauh dari sifat karakter Vino Agustian. “Saya tuh kurang kompetitif orangnya. Ngerjain sesuatu bukan buat dapetin A atau B. Kalau kerja, apalagi film, itu me-time saya,” ujarnya.

Baca Juga: Mengenang Sosok Teguh Karya, Maestro Perfilman Tanah Air dan Pendiri Teater Populer

Vino menegaskan bahwa ia berusaha tetap membumi. “Jadi alhamdulillah, jangan sampai kayak si Vino Agustian ini,” tambahnya.

Melalui Lupa Daratan, Ernest memilih premis yang sangat personal bagi dunia seni peran, yakni dengan me-highlight ketakutan kehilangan kemampuan yang menjadi identitas seorang aktor.

Film ini bukan semata kisah tentang kesombongan, melainkan kritik halus sekaligus pengingat bagi siapa pun yang berkarya di industri kreatif: spotlight dapat mengangkat seseorang setinggi langit, tetapi juga mampu membuatnya lupa pada daratan tempat ia berpijak. Lupa Daratan tayang perdana mulai 11 Desember 2025, eksklusif di Netflix.