PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik), anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero), mengawali tahun 2025 dengan mengumumkan reaktivasi Terminal Barang Stasiun Kretek sebagai bagian dari upaya optimalisasi operasional distribusi angkutan semen di wilayah Jawa Tengah. Terminal ini pertama kali dibangun pada tahun 2015 dengan tujuan mendukung pengiriman logistik, khususnya melayani pelanggan perusahaan semen melalui rute Stasiun Kretek–Stasiun Klari.

Namun, operasional Terminal Barang Stasiun Kretek sempat terhenti pada pertengahan tahun 2017. Kini, tegas Heri Siswanto selaku Direktur Operasi KAI Logistik, terminal tersebut resmi kembali diaktifkan sebagai bagian dari upaya KAI Logistik untuk mengoptimalkan jaringan distribusi semen, khususnya dalam memenuhi kebutuhan logistik semen di wilayah selatan Jawa Tengah.

Baca Juga: KAI Logistik Dorong Pertumbuhan Kewirausahaan Melalui Program Kemitraan Gerai

"Pengoperasian kembali Terminal Barang Stasiun Kretek ditargetkan mampu menyumbang volume angkutan sebesar 1.280 ton per hari atau setara dengan 32.000 ton per bulan. Terminal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar 30% dari total distribusi angkutan semen dengan relasi Stasiun Nambo dan Arjawinangun. Ke depannya, volume ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kebutuhan pasar," kata Heri, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Di samping itu, reaktivasi Terminal Barang Stasiun Kretek tidak hanya meningkatkan distribusi logistik, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. "Kami terus mendorong pemanfaatan moda kereta api sebagai solusi logistik ramah lingkungan atau green logistics. Dengan mengalihkan angkutan semen dari moda darat, yaitu truk ke kereta api, kami berharap dapat menekan tingkat polusi udara dan menjaga lifetime jalan raya," ujar Heri.

Pengoperasian kembali Stasiun Kretek memberikan kontribusi besar terhadap efisiensi waktu distribusi. Distribusi semen dari Pabrik Palimanan Cirebon ke gudang di Wangon sebelumnya memerlukan waktu sekitar 10 hingga 12 jam jika menggunakan truk. Namun, dengan kereta api, waktu tempuh dapat dipersingkat menjadi hanya sekitar 5 jam. Langkah ini bukan hanya memberikan solusi logistik yang lebih efisien, melainkan juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi penggunaan truk yang dapat menimbulkan permasalahan Over Dimension Over Loading (ODOL) di jalan raya.

Reaktivasi Terminal Barang Stasiun Kretek ini menjadi bukti nyata komitmen KAI Logistik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui layanan logistik yang handal dan efisien. Langkah ini juga sejalan dengan visi KAI Logistik untuk menjadi penyedia solusi logistik terintegrasi yang mengutamakan keberlanjutan. "Kami akan terus berinovasi untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan mendukung pengembangan infrastruktur logistik di Indonesia," tutup Heri.