Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku selama satu dekade memimpin Indonesia banyak pekerjaan berat yang sudah ia tuntaskan.

Namun menurutnya, salah satu pekerjaan paling sukar yang ia lakukan dalam 10 tahun masa kepemimpinannya adalah mengajak perusahaan pertambangan untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). Menurutnya ini adalah salah satu pekerjaan paling melelahkan selama masa kepemimpinannya.

Baca Juga: Jokowi dan SBY Sepakat Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

"Saya ingat pekerjaan yang berat dan melelahkan selama saya menjabat sebagai presiden selama 10 tahun ini adalah mengajak perusahaan pertambangan untuk membangun smelter. Pekerjaan sangat berat," kata Jokowi dalam pidatonya saat meresmikan produksi katoda tembaga perdana dari smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur ditulis Selasa (24/9/2024).

Jokowi melanjutkan, pembangunan smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik juga melalui proses yang lumayan panjang dan berbelit. Dia mengatakan proses negosiasi telah dilakukan pemerintah lewat pengajuan yang ditujukan kepada Chairman of The Board PTFI Richard Adkerson yang berlangsung sejak 2017.

"Saya ingat sampai di 2017 kita bernegosiasi, saya dengan Pak Richard untuk sepakat membangun smelter di Gresik ini. Itu pun masih alot sekali negosiasinya, alot sekali," kata Jokowi.

Salah satu kendala alotnya negosiasi yang dilakukan kata Jokowi adalah dana investasi yang lumayan besar yang membuat pihak perusahaan berfikir dua kali. Adapun dana investasi yang dibutuhkan adalah Rp56 triliun. 

Namun berkat kerja keras pemerintah, proses negosiasi itu akhirnya berbuah manis. Pembangunan smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik akhirnya disetujui dan langsung dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada 2018 setelah proses persiapan lahan rampung dilaksanakan.

"Setelah 30 bulan, Alhamdulillah hari ini kita bisa meresmikan pabrik ini," imbuhnya.

Pabrik smelter PTFI di Gresik merupakan bagian dari pendukung program hilirisasi industri sumber daya mineral di Tanah Air.

Berdasarkan izin usaha pertambangan khusus, operasional smelter kedua yang dimiliki PTFI ini menjadikan sumber daya mineral dapat dikelola sepenuhnya dari hulu hingga hilir di dalam negeri.

Smelter ini merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia dan dilengkapi dengan fasilitas utama berupa pabrik peleburan dan pemurnian tembaga dengan unit pemurnian logam mulia serta berbagai fasilitas pendukung.

Baca Juga: Gerindra Minta Masukan Anies Baswedan untuk Ridwan Kamil Terkait Pembangunan Jakarta

Fasilitas pendukung berupa pelabuhan, gudang konsentrat, slag treatment, steam dryer, pabrik oksigen, pengolahan asam sulfat, desalinasi, instalasi pengolahan air limbah dan air permukaan.