Sejak diluncurkan pada 17 Agustus 2019 silam, Quick Respons Code Indonesia Standard (QRIS) telah menjadi salah satu indikator penting dalam perkembangan ekonomi digital nasional. Capaian positif QRIS juga berkontribusi besar dalam akselerasi transformasi digital di Tanah Air.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa QRIS yang telah digunakan oleh hampir 60 juta pengguna ini menjadi simbol kedaulatan negara Indonesia. Bagaimana tidak, QRIS turut mendorong Indonesia menjadi salah satu negara yang tercepat dan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi dan sistem pembayaran digital dunia.

Baca Juga: Bank Indonesia: Ekonomi Syariah Menjadi Jangkar Stabilitas Ekonomi Global

"Saat ini, QRIS sudah hampir mencapai 60 juta pengguna, 40 juta di antaranya adalah UMKM. Dengan ini, QRIS telah menjadi simbol kedaulatan negara," tegas Perry Warjiyo dalam pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) & Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2025 di JCC, Jakarta, Kamis (30/10/2025).

Tak hanya dalam negeri, lanjut Perry, QRIS kini juga telah terkoneksi dengan sejumlah sistme pembayaran di negara lain, mulai dari Thailand, Malaysia, Jepang, Singapura, hingga China. Dalam kesempatan ini pula, Perry Warjiyo mengumumkan bahwa QRIS akan mulai diuji coba di Korea Selatan.

"QRIS tidak hanya simbol kedaulatan negara kita, tetapi juga cross border. Insyaallah, mulai hari ini kita akan sambungkan (QRIS) dengan Korea Selatan," ungkap Perry.