GIF Innovation Day 2024 kembali digelar pada Selasa, 1 Oktober 2024 sebagai puncak dari program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE). Event yang diinisiasi oleh GoTo Impact Foundation (GIF) tersebut menjadi wadah yang mempertemukan para changemakers untuk mendorong integrasi antara inovasi teknologi dan kearifan lokal.
Ketua GoTo Impact Foundation, Monica Oudang, mengungkapkan bahwa GIF Innovation Day membawa semangat partisipatif dalam mengatasi ketimpangan di sektor edukasi, kesenjangan digital, ketahanan bencana, serta iklim, dan lingkungan di Indonesia. Grup GoTo berharap kegiatan ini menjadi katalisator yang mempercepat inovasi lokal.
Baca Juga: Cara Andanu Membangun Kopi Tuku : Prioritaskan Petani Ketimbang Ngotot Kejar Investor
"Kami melihat ada kebutuhan mendesak untuk menanamkan budaya inovasi di individu pembawa perubahan dengan mengintegrasikan teknologi dan kearifan lokal melalui kolaborasi multisektor, memastikan bahwa solusi yang diimplementasikan tepat sasaran dan berkelanjutan," tegas Monica dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2024.
Ia menambahkan, berdasarkan sejumlah riset diketahui bahwa penyelesaian suatu masalah dalam dilakukan dengan mengintegrasikan dua hal, yakni inovasi oleh masyarakat lokal, melibatkan masyarakat kolektif. Menyadari hal tersebut, GIF Innovation Day 2024 mempertemukan para pemangku kepentingan dengan profil yang beragam, mulai dari regulator, startup, NGO, korporasi, akademisi, hingga komunitas.
"Acara ini berfokus pada pembahasan seputar budaya inovasi, pemanfaatan teknologi, kolaborasi multi-sektor, model ekonomi inisiatif sosial, dan peran kearifan lokal dalam proses berinovasi," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Instellar dan Ketua Indonesia Impact Alliance, Romy Cahyadi, mengapresiasi tinggi terhadap inovasi yang dihasilkan oleh para changemakers lokal karena relevansinya dengan permasalahan di lapangan. Ia berbagi pengalaman ketika mendampingi para changemakers, diketahui bahwa integrasi antara modernisasi dengan tradisi lokal masih menjadi sebuah tantangan.
"Dukungan dari GIF untuk mengembangkan individu yang memiliki budaya inovasi menjadi penting, sehingga inovasi bisa lahir lebih cepat," jelas Romy.
Salah satu perwakilan dari konsorsium terpilih pada CCE 2.0, Olivia Padang, yang sedang mengimplementasikan proyek Sukla, yaitu proyek pengelolaan sampah terpadu di Besakih, Bali, turut hadir dan membagikan pengalamannya. Olivia mengatakan, Sukla mengambil inisiatif untuk mengatasi masalah sampah di desa dan kawasan Pura Besakih, yang dulunya dibuang ke lahan terbuka.
"Konsorsium Sukla berusaha memanfaatkan teknologi dan menyelaraskan dengan tradisi lokal, serta menerapkan model ekonomi yang tepat," katanya.
Olivia meyakini bahwa untuk menyelesaikan masalah bukan hanya sekadar menciptakan inovasi, namun butuh proses pergeseran pola pikir yang panjang dan tidak mudah. Tantangan utama berasal dari bagaimana cara membuat semua lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mau terlibat di dalam proses kreasi dan implementasi solusi di lapangan.
"Kami berharap inovasi lokal ini bisa terus berkembang bersama pihak-pihak lain yang mau berkolaborasi dengan kami untuk menyelesaikan permasalahan di Besakih," lanjut Olivia.
“Sukla merupakan salah satu contoh inovasi lokal yang dapat berjalan jika didukung. Kami berharap melalui GIF Innovation Day, dapat memantik lebih banyak inovasi lokal yang dapat hadir, bertumbuh, dan berkembang di Indonesia, yang kemudian dapat diteruskan ke seluruh penjuru Nusantara,” tutup Monica.