Tanaman mangrove dipilih karena secara umum berfungsi sebagai paru-paru dunia, sumber ekonomi, habitat flora dan fauna, hingga pengendali bencana.
Namun sayangnya kondisi mangrove di Indonesia tidak lepas dari tekanan deforestasi dimana lebih dari 50% hutan mangrove di Indonesia hilang selama 30 tahun terakhir, yang menjadikan Indonesia memiliki laju kerusakan hutan mangrove tercepat di dunia dan tercatat, ekosistem tanaman mangrove seluas 637.000 hektar dalam kondisi kritis.
Melihat besarnya keterlibatan dan dampak yang dihasilkan, program PLAN & PLANT ini masih terus berlanjut di tahun 2024, mengingat kondisi Indonesia yang cukup mengkhawatirkan karena termasuk dalam daftar 10 negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia dan mencatat peningkatan polusi karbon di sepanjang tahun 2022 sebesar 18,3% dari tahun sebelumnya.
Selain program PLAN & PLANT, upaya Generali Indonesia untuk berkontribusi mengurangi carbon offset juga dilakukan melalui kerjasama dengan DUITIN.
Generali Indonesia juga telah mengusung berbagai inisiatif terkait keberlanjutan dalam menjalankan empat tanggung jawabnya.
Sebagai responsible investor, Generali Indonesia mengalokasikan investasi ke perusahaan yang memenuhi kriteria environment, social dan governance atau ESG, sebagai responsible insurer, Generali Indonesia melakukan banyak digitalisasi untuk meminimalisir penggunaan kertas.
Dalam peran ketiga sebagai responsible employer, Generali Indonesia memastikan inklusi dan saling menghargai keberagaman dalam menjalankan komitmen diversity, equity, dan inclusion (DEI). Sedangkan sebagai responsible citizen, Generali Indonesia terus menjalankan gerakan The Human Safety Net untuk membuka potensi masyarakat rentan agar mereka dapat mengubah kehidupan keluarga dan komunitas mereka di masa mendatang.