Penyanyi sekaligus Musisi, Monita Tahalea, belum lama ini terlibat menjadi juri Kontes Foto dan Video Suara Alam Nusantara. Atas keterlibatannya itu, Monita mengungkapkan bahwa alasan terbesarnya menerima tawaran sebagai dewan juri berangkat dari kedekatan personalnya dengan alam sebagai seorang musisi.
Bagi Monita sendiri, alam bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga sumber utama inspirasi dalam setiap karya yang ia lahirkan.
“Sebagai seorang musisi, saya mengalami sendiri kalau alam itu adalah bagian terbesar dari inspirasi. Bukan hanya sumber kehidupan, tapi apa yang saya tulis di lirik saya itu sebenarnya terinspirasi dari apa yang saya lihat dan saya dengar, matahari terbit, matahari terbenam, desiran ombak, semua itu pengalaman langsung saya dengan alam,” tutur Monita, saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Wanita kelahiran 21 Juli 1987 ini pun mengaku semakin mantap setelah masuk ke ruang penjurian dan melihat langsung ratusan karya foto yang dipamerkan. Bagi Monita, kontes ini bukan sekadar kompetisi, melainkan cerminan bagaimana manusia memaknai hubungannya dengan alam.
“Waktu masuk ke ruangan dan melihat semua foto-foto itu, bagi saya ini bukan cuma sekadar kompetisi. Ini bukti bahwa lewat gambar saja, kita bisa melihat apakah kita sungguh-sungguh menghargai dan menghormati alam,” tuturnya.
Monita menilai, berbeda dengan lomba menyanyi yang memiliki parameter teknis yang jelas, lomba fotografi konservasi memiliki kedalaman makna yang jauh melampaui keindahan visual.
“Ini bukan cuma tentang gambar yang indah atau pemandangan yang bagus saja. Tapi apakah gambar itu ditangkap dengan rasa menyayangi apa yang ada di depannya,” jelasnya.
Ia mencontohkan salah satu foto yang membekas di benaknya, yakni foto tukik yang sedang menuju laut.
“Buat saya, foto tukik itu sangat kuat. Dia seperti sedang pulang ke rumahnya, ke laut. Di situ kita jadi ingat, waktu kita main di laut dan buang sampah sembarangan, itu sebenarnya rumah bagi banyak makhluk hidup. Kelihatan sekali si pengambil foto punya momen tersendiri dengan apa yang dia lihat,” kata Monita.
Baca Juga: Cara Sederhana Menanamkan Cinta Lingkungan pada Anak ala Ramon Y. Tungka
Lebih jauh, Monita mengaku proses menjadi juri juga menjadi latihan batin baginya sebagai seorang musisi untuk kembali membuka rasa dan empati terhadap alam.
Ia menyebut, musik dan alam sama-sama bekerja pada wilayah emosi manusia.
“Musik itu bahasa emosi. Alam itu sumbernya. Kalau musik membuka telinga, alam itu membuka hati,” ungkapnya.
Melalui foto-foto yang ia lihat, termasuk foto-foto bawah laut dari tempat yang belum pernah ia datangi, Monita merasa seolah dibawa masuk ke dunia yang sebelumnya asing baginya.
“Saya belum pernah ke bawah laut, tapi saat melihat foto-foto bawah laut itu, saya tahu di sana banyak yang hidup, banyak yang tinggal. Itu bikin saya jadi lebih peduli. Nanti kalau saya main di laut, saya tahu itu bukan sekadar tempat bermain, tapi rumah bagi banyak makhluk ciptaan Tuhan,” katanya.
Monita menegaskan bahwa manusia bukanlah pemilik alam, melainkan hanya bagian kecil dari ekosistem besar kehidupan di bumi.
“Alam ini bukan kita yang punya. Kita ini cuma bagian kecil dari alam. Sebelum kita ada, bumi sudah lebih dulu ada dan menerima kita dengan segala keindahannya. Jadi sudah sepatutnya kita menjaganya supaya bisa berkelanjutan,” tegasnya.
Ia juga mengaku bahwa pengalaman menjadi juri membuatnya semakin peka terhadap jejak yang ia tinggalkan sebagai manusia, bukan hanya mengambil alam sebagai sumber inspirasi, tetapi juga merawatnya sebagai tanggung jawab bersama.
“Proses ini bikin saya jadi lebih peka dengan apa yang saya tinggalkan, bukan cuma apa yang saya ambil untuk kepentingan saya berkarya, tapi juga sebagai manusia yang patut menjaga alam,” ucapnya.
Mendengar kisah dan melihat karya-karya para peserta, Monita semakin disadarkan bahwa manusia bukanlah satu-satunya makhluk yang hidup di bumi.
“Kita jadi sadar bahwa kita bukan satu-satunya makhluk di dunia ini. Ada makhluk kecil seperti jamur, ada yang bahkan tidak terlihat oleh mata. Itu bikin saya kagum, bagaimana seniman dan musisi juga bisa mendapatkan inspirasi dari makhluk-makhluk kecil itu,” pungkas Monita.
Baca Juga: Umumkan Para Pemenang Kontes, YKAN Tekankan Pentingnya Konservasi dan Pelestarian Lingkungan