Pemerintah memproyeksi industri tekstil dan garmen menjadi salah satu dari 3 industri utama yang akan mendorong sektor ekonomi kreatif berkembang pesat di tahun 2025. Pasar global sustainable fabric juga diperkirakan akan terus berkembang pesat dengan proyeksi nilai mencapai US$72,7 miliar pada 2030.
Menyongsong hal tersebut, ajang INATEX–INDO INTERTEX 2025 edisi ke-21 akan segera diselenggarakan pada 15–17 April 2025 mendatang di Jakarta International Expo Indonesia (JIEXPO), Kemayoran, Jakarta Pusat. Diselenggarakan berkat kerja sama Peraga Expo bersama Asosiasi Pertekstilan Indonesia, pameran ini akan menghadirkan lebih dari 500 perusahaan dari 12 negara seperti Indonesia, Korea, China, Taiwan, India, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Kondisi Berat Industri Tekstil Tanah Air
"Selain menyediakan platform bagi para supplier dan pembeli, pameran ini juga bertujuan untuk memberikan solusi komprehensif untuk seluruh rantai manufaktur tekstil dan garmen. Teknologi-teknologi yang diperkenalkan adalah teknologi masif yang mendukung konsep industri ramah lingkungan dan sejenisnya," jelas Paul Kingsen, Direktur Utama Peraga Expo, dalam konferensi pers yang digelar Kamis (13/3/2025) di Jakarta.
Keberlanjutan dan industri halal akan menjadi dua topik utama dalam INATEX 2025. Farhan Aqil Syauqi, Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSYFI), menjelaskan bahwa isu keberlanjutan atau industri hijau menjadi jawaban solutif atas berbagai permasalahan yang menerpa industri tekstil akhir-akhir ini.
"Industri di Indonesia perlu didorong menjalankan konsep terkait dengan sustainability, terkait dengan industri hijau, dan tekstil halal. Agar berjalan dengan terstruktur, industri butuh regulasi dari Pemerintah Indonesia agar tercipta standar wajib bagi industri hijau ini," tegasnya.
Sementara itu, dari sisi fesyen, Lenny Agustin selaku National Chair Indonesia Fashion Chamber menerangkan bahwa Indonesia perlu membentuk dan mempertahankan tren forecasting. Menurutnya, forecasting menjadi salah satu poin penting yang harus dikerjakan bersama-sama untuk mewujudkan mimpi Indonesia menjadi salah satu pusat mode dunia.
"Pusat mode dunia harus punya arahan tren sendiri. Dengan begitu, industri kita bisa kuat di dalam negeri sehingga bisa menjadi ajuan bagi negara-negara sekitar atau negara-negara lainnya. Bicara pusat mode dunia, tidak hanya berfokus pada membuat tren fesyen, tapi juga terkait industri manufakturnya: dari bahan baku hingga pembuatan produk fesyennya," tegasnya.
Dalam acara yang digelar selama tiga hari tersebut, ada banyak agenda yang dapat diikuti penunjung seperti serangkaian seminar dan workshop mengenai tren teknologi dan inovasi di industri tekstil dan garmen. Selain itu, INATEX 2025 akan menghadirkan Build Your Brand yang dirancang untuk memberdayakan para pengusaha fesyen dalam membangun dan mengembangkan merek mereka sendiri. BYB akan menghubungkan para peserta dengan para pakar industri, termasuk konsultan fesyen, profesional CMT garmen, dan spesialis percetakan tekstil, yang memberikan panduan khusus untuk mewujudkan visi mereka.
Selanjutnya, adalah Tex Colour Trend Zone sebagai area eksklusif yang dirancang untuk menampilkan beragam palet warna yang terinspirasi dari tren dan fenomena global, sekaligus merayakan kekayaan warisan budaya Indonesia baik yang berwujud maupun tidak berwujud; serta Texmission yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk menyelesaikan serangkaian tantangan. Mereka yang berhasil menyelesaikan semua misi akan mendapatkan hadiah eksklusif sebagai bentuk apresiasi.
Para pengunjung dapat mengakses area pameran secara gratis dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui link http://indointertex.com/visitor-registration/. Tahun ini, Peraga Expo menargetkan sebanyak 16.000 pengunjung dari kalangan profesional maupun pelajar yang akan hadir memadati area pameran INATEX–INDO INTERTEX 2025.