“Kenapa 145 menit? Saya sendiri pernah bilang, film itu nggak masalah di berapa lama waktu penayangan. Film ini lama karena saya ingin menceritakan lebih dari sekadar dua protagonis, saya rasa penting banget untuk dunia sebuah film untuk terasa 'semua karakter ini bernafas'. Saya rasa sebagai film maker yang mementingkan karakter ke depan, buat saya itu sesuatu yang worth it (durasi 145 menit) itu,” terang Timo.
Timo turut menyampaikan apresiasi kepada para aktor yang secara perdana terlibat dalam film laga, seperti Aurora Ribero yang berperan sebagai 13. Rangkaian latihan yang panjang dan intens meliputi persiapan badan sekaligus koreografi pertarungan.
Selain Aurora, The Shadow Strays juga menampilkan deretan aktor seperti Hana Malasan, Ali Fikry, Adipati Dolken, Kristo Immanuel, Andri Mashadi, Taskya Namya, Agra Piliang, dan Daniel Ekaputra.
Selain sebagai film laga yang intens, The Shadow Strays juga menghadirkan kompleksitas karakter-karakter antagonis.Menariknya, pendekatan Timo dalam kompleksitas karakter-karakter di film juga terlihat dalam berbagai pilihan senjata yang mereka gunakan.
“Karakter Soriah yang meledak-ledak dan out of control akan terlihat keren saat memakai shotgun. Prasetyo bisa dibilang antagonis yang menarik, dia mengintimidasi tidak secara fisik namun menggunakan pasukan dan koneksinya. Untuk 13 yang masih berlatih menjadi pembunuh, senjatanya kecil yaitu pisau dan pedang yang pendek. Sementara Hana si pembunuh veteran memakai katana yang sangar dan berwarna hitam pula. Semua karakter itu jadi punya semacam lapisan lagi melalui senjata-senjatanya,” ulas Timo.
The Shadow Strays berkisah tentang seorang gadis, pembunuh bayaran, berusia 17 tahun yang sedang menjalani masa hukuman karena misinya yang gagal. Ia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang kehilangan ibunya dan diculik oleh sebuah kelompok kriminal. Hal tersebut membuatnya berusaha menyelamatkan anak tersebut dari organisasi yang menculiknya.