5. Nia Dinata

Sutradara perempuan lainnya yang patut diperhitungkan adalah Nia Dinata. Perempuan kelahiran Jakarta pada tanggal 4 Maret 1969 ini merupakan cucu Otto Iskandar Dinata, Pahlawan Nasional Indonesia yang dijuluki “Ayam jantan”.

Dari awal kemunculannya sebagai sutradara, karya-karyanya langsung menjadi perbincangan. Film pertama yang ia sutradarai adalah Ca Bau Kan (2002) yang diangkat dari novel dengan judul sama karya novelis Remy Sylado. Film ini pun mendapat berbagai penghargaan dari berbagai festival internasional. Film lain yang Nia Dinata sutradarai adalah Arisan! (2004) yang mendapat banyak penghargaan, termasuk dari Festival Film Indonesia dan MTV Movie Awards; serta film Berbagi Suami yang juga dipuji banyak kritikus film.

Baca Juga: Mengenang Nh. Dini, Sastrawan Perempuan Berpengaruh sekaligus Pelopor Sastra Feminis Indonesia

6. Lola Amaria

Lola Amaria merupakan perempuan kelahiran Jakarta pada 30 Juli 1977 yang mengawali kariernya di dunia hiburan sebagai pemenang model Wajah Femina 1997. Dia mencoba dunia akting dengan bermain di sinetron Penari garapan sutradara Nan Triveni Achnas.

Sementara itu, debutnya sebagai sutradara dilakukan Lola lewat film Betina (2006) yang memperoleh penghargaan NETPAC Award dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2006. Dia lantas mendirikan Lola Amaria Production pada tahun 2011 yang berfokus pada isu sosial dan kemanusiaan, seperti Sanubari Jakarta (2012), Kisah 3 Titik (2013), Inerie (2014), Negeri Tanpa Telinga (2014), hingga Eksil (2024).

7. Nursita Mouly Surya

Nursita Mouly Surya merupakan sutradara perempuan Indonesia kelahiran Jakarta pada 10 September 1980. Dia mulai membuat film saat berkuliah di Melbourne, Australia bersama teman Indonesianya.

Salah satu karya terbaiknya adalah Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak yang meraih puluhan penghargaan, termasuk Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2018. Film lainnya yang berhasil Mouly sutradarai adalah Perang Kota yang mendapat subsidi Aidex aux cinemas du monde dari Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri Prancis. Film ini merupakan adaptasi dari novel Jalan Tak Ada Ujung (1952) karya Mochtar Lubis.