Founder Mayapada Group, Dato Sri Tahir, menegaskan bahwa perbedaan mendasar antar-manusia tidak terletak pada status sosial, kekayaan, pendidikan, maupun nama besar keluarga.
Menurut pria kelahiran Surabaya, 26 Maret 1952 itu, yang benar-benar membedakan satu orang dengan orang lain adalah konstitusi nilai di dalam diri seseorang, yakni fondasi moral dan karakter yang membentuk siapa dirinya.
“Membedakan satu manusia dengan manusia lain, bukan karena nama marganya. Bukan juga karena kekayaannya. Bukan karena pendidikannya. Bukan karena tampangnya,” tegas Tahir dalam sebuah video, sebagaimana dikutip Olenka, Sabtu (13/12/2025).
Pria yang memiliki nama asli Ang Tjoen Ming ini menjelaskan bahwa banyak orang keliru menilai perbedaan manusia berdasarkan label sosial.
Menurutnya, profesi, jabatan, atau latar belakang keluarga sering kali dijadikan tolok ukur untuk menempatkan seseorang lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.
“Banyak orang merasa, saya berbeda dari dia karena saya dokter, saya berbeda dari dia karena saya menteri, saya berbeda dari dia karena saya orang kaya, saya berbeda dari dia karena nama marganya Mochtar Riady, tidak,” tegasnya.
Baca Juga: Cara Dato Sri Tahir Menjaga Hati di Tengah Kesuksesan
Menurut Tahir, yang sesungguhnya membedakan manusia adalah konstitusi batin, nilai, prinsip, dan integritas yang tertanam kuat dan membentuk cara seseorang berpikir, bersikap, dan bertindak.
“Yang membedakan satu orang dengan lain yaitu sebuah konstitusi yang telah membentuk orang itu. Itulah membuat satu manusia dengan manusia yang berbeda,” kata Tahir.
Lebih jauh, suami dari Rosy Riady ini pun menyinggung peran orang tua dalam meletakkan fondasi nilai kehidupan.
Tahir sendiri merasa beruntung karena dibesarkan oleh orang tua yang menjunjung tinggi kejujuran dan kesederhanaan.
“Mereka meletakkan fondasi. Untungnya saya punya orang tua yang tidak pernah kerja sesuatu yang ‘serong’. Mereka orang baik-baik saja. Sederhana, baik,” tuturnya.
Kesederhanaan, menurut Tahir, bukan berarti ketiadaan nilai atau visi besar. Justru, kata dia, di dalam kesederhanaan itulah tersimpan kekuatan karakter yang luar biasa.
“Di dalam kesederhanaan itu ada hal yang tidak sederhana. Itu orang tua saya,” pungkasnya.