Di tengah ketatnya persaingan industri optik dan dominasi merek global, muncul sosok Nathania Pandy, seorang lulusan arsitektur yang sukses membangun KCMTKU, sebuah brand optik lokal yang kini berkembang pesat dan menjadi pilihan masyarakat urban, menjadi brand kacamata lokal yang relevan, terjangkau, dan digemari.

Lebih dari sekadar bisnis, kehadiran Nathania sebagai pemimpin muda perempuan membawa warna baru, yakni inklusif, berorientasi layanan, dan berani menantang pakem lama industri.

Dengan visi menjadi optik pilihan utama masyarakat, Nathania mendobrak harga pasaran kacamata dengan menawarkan produk berkualitas 50-70% lebih terjangkau dibandingkan harga pasaran.

Lantas, seperti apa profil dan kisah sukses Nathania Pandy dalam membangun KCMTKU? Berikut Olenka ulas selengkapnya.

Awal Mendirikan Bisnis

Di tengah maraknya e-commerce dan gempuran merek internasional, KCMTKU hadir sebagai angin segar di industri optik lokal Indonesia.

Nathania Pandy, Founder & CEO KCMTKU, tidak hanya menawarkan kacamata berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, tetapi juga menggabungkan pengalaman belanja online dan offline secara mulus, menciptakan ekosistem optik yang modern, personal, dan inovatif.

Berawal sebagai platform daring yang menjual kacamata fashion-friendly, KCMTKU tumbuh dari pemahaman akan kebutuhan pelanggan yang tidak sekadar ingin membeli produk, tetapi juga mendambakan layanan menyeluruh, mulai dari pemeriksaan mata, konsultasi gaya, hingga perawatan kacamata.

“Kami melihat pelanggan membutuhkan lebih dari sekadar transaksi. Mereka ingin pengalaman. Karena itu, kami hadirkan integrasi online ke offline agar bisa memberikan layanan yang lebih komprehensif dan personal,” ujar Nathania.

Dari Arsitektur ke Dunia Optik

Dalam membangun bisnis kacamatanya ini, latar belakang Nathania bukan dari bidang optik, melainkan arsitektur. Ia menamatkan studi arsitektur di Universitas Indonesia, lalu melanjutkan pendidikan magister di School of Business and Management, ITB. Meski demikian, panggilan hatinya pada dunia bisnis dan inovasi membuatnya memilih jalur kewirausahaan.

“Saya punya passion besar terhadap entrepreneurship. Bagi saya, membangun bisnis bukan hanya soal pertumbuhan angka, tapi juga tentang bagaimana kita mengembangkan potensi tim agar bisa bertumbuh bersama,” tutur Nathania.

Visinya sebagai pemimpin pun tercermin dalam struktur organisasi KCMTKU yang inklusif dan memberdayakan. Saat ini, 60% team leader di KCMTKU adalah perempuan, sejalan dengan dominasi konsumen perempuan yang mencapai angka serupa.

“Kami sangat mendukung peran perempuan di dunia bisnis. Saat ini, 60% dari team leader di KCMTKU adalah perempuan, dan target pasar kami juga terdiri dari 60% perempuan dan 40% laki-laki,” papar Nathania.

Baca Juga: KCMTKU Hadir di Bandung: Perluas Sayap dengan Konsep Gallery Store dan Kampanye ‘Auto Glow’