PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem dan kondisi nilai tukar rupiah berdampak pada kinerja keuangan perusahaan pada paruh pertama tahun 2024. Hal itu tercermin dari laporan keuangan per Juni 2024, di mana DOID membukukan rugi bersih sebesar US$27 juta.
Direktur DOID, Dian Andyasuri, menyebut bahwa kerugian tersebut berbanding terbalik dari capaian H12023 yang mana perusahaan membukukan laba bersih sebesar US$5 juta. Dian mengatakan, kerugian itu salah satunya dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ditambah lagi, sepanjang Januari hingga Juli, cuaca ekstrem terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Australia yang juga merupakan wilayah kerja DOID.
Baca Juga: Makin Sat-Set Bayar Berbagai Kebutuhan, myBCA Jadi Andalan
"Cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia hingga Australia, tentunya sebagai perusahaan tambang hal itu sangat mempengaruhi operasi kami," jelasnya dalam paparan publik yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dian menambahkan, kondisi cuaca ekstrem yang hingga kini masih berlanjut membuat kinerja produksi DOID mengalami overburden removal sebesar 467,1 MBCM (-11% yoy) per Oktober 2024. Meski begitu, DOID mampu menjaga produksi batu bara dengan catatan kenaikan sebesar 4% yoy menjadi 73,4 juta ton pada Oktober 2024 ini.
"DOID tetap berkomitmen memenuhi target produksi 2024 dengan fokus pada keunggulan operasional," tegasnya lagi.