Program makan siang gratis yang dicanangkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sudah mulai diuji coba di beberapa sekolah.
Uji coba makan siang gratis itu melibatkan sejumlah pihak termasuk pemerintah, hal ini yang membuat program makan gratis itu kian berpolemik sebab saat ini Prabowo-Gibran belum dinyatakan menang Pilpres 2024.
Terlepas dari polemik seputar program makan siang ini, Prabowo sendiri sudah mengklaim bahwa ide menggratiskan makan siang bagi anak sekolah disambut antusias. Peserta didik bahagia dengan adanya program tersebut.
Baca Juga: Prabowo Berencana Sulap Sawit dan Singkong Jadi Bensin
Dia kemudian menceritakan uji coba makan siang gratis yang menyasar 3 ribu siswa di di Kampung Cikembang, Sukabumi, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Prabowo mengatakan, dalam uji coba tersebut ditemukan banyak anak-anak yang tak rela menghabiskan makannya sendirian di sekolah.
Lauk pauk yang didapat sebagiannya dibungkus dan dibawa pulang untuk keluarga di rumah. Jadi secara tak langsung program makan siang gratis ini juga menyasar mereka yang berada di luar lingkungan sekolah.
"Dan kenyataan, bahwa anak-anak itu makan tapi lauknya kadang dibungkus dibawa ke rumah untuk keluarganya," kata Prabowo dalam keterangan resmi Senin (4/2/2024).
Menteri Pertahanan RI itu mengatakan, sampai saat ini banyak anak-anak yang belum mendapatkan asupan gizi yang layak, kondisi seperti ini kata dia tak bisa didiamkan begitu saja. Anak-anak yang adalah generasi penerus bangsa butuh uluran tangan pemerintah.
Untuk itu, Prabowo meminta kepada para elite politik untuk tidak hanya fokus berebut kekuasaan, anak-anak kata dia masih butuh banyak perhatian.
"Bagaimana saudara-saudara kalau pemimpin elite Indonesia masih cekcok di antara kita hanya rebutan kursi, padahal faktanya kondisi anak-anak kita seperti ini," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan program makan siang gratis ini digagasnya karena melihat hampir 25 persen anak-anak di Indonesia tidak makan pagi.
"Memang benar program saya adalah makan siang untuk anak-anak Indonesia. Kenapa, hampir 25 persen tidak makan pagi tiap hari," kata dia.
Anggaran Makan Siang dari Dana BOS
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sumber anggaran untuk memenuhi program makan siang sebesar Rp15.000 per anak tersebut sangat memungkinkan berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Baca Juga: Profil 4 Bankir yang Disebut-sebut Media Asing Jadi Kandidat Menkeu di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Baca Juga: Jokowi Sebut Stok Beras Tak Ada Masalah, Apalagi Harganya yang Mulai Turun
Airlangga mengatakan utamanya untuk anak sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), sumber dana makan siang gratis dapat masuk ke dalam pos BOS.
“Karena model untuk SD dan SMP kita relatif punya sistem, punya pipeline angggran, salah satunya melalui BOS, secara spesifik itu bisa dibuat,” ungkapnya usai meninjau pilot project makan siang gratis di SMPN 2 Curug, Tangerang, Kamis (29/2/2024).
Menurutnya, uji coba makan siang gratis yang baru dilaksanakan ini menjadi laboratorium mini Indonesia untuk program yang lebih besar lagi ke depannya. Nantinya hal ini akan direplikasi di seluruh sekolah di Indonesia. Sementara untuk ibu hamil dan balita saat ini pun program pengentasan stunting masuk dalam Program Keluarga Harapan (PKH).
Airlanga menekankan terkait skema pendanaan masih akan terus diformulasikan oleh pemerintah.
Pada kesempatan tersebut, mantan Bupati Tangerang (2013-2018) Ahmed Zaki yang juga merupakan Tenaga Ahli Menko Perekonomian, khusus untuk program stunting, perbaikan gizi anak-anak, dan pemberdayaan UMKM, memaparkan rencana penyaluran program makan siang gratis.
Dari program yang dirinya sampaikan, disebutkan bahwa rencana pendanaan program ini dengan mengusulkan melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Spesifik, di luar BOS reguler.
“Pendanaan kami mengusulkan melalui BOS Spesifik atau BOS Afirmatif untuk khusus penyediaan makan siang bagi siswa,” papar Zaki yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran khusus DKI Jakarta.
Nantinya, skeman pendanaan ini dapat disalurkan melalui rekening yang terpisah untuk setiap sekolah dari BOS reguler maupun spesifik. Pasalnya, butuh dana yang tidak sedikit untuk mencukupi kebutuhan makan siang bagi lebih dari 80 juta anak sekolah di seluruh Indonesia.