Pagi menunjukkan hari, sebuah pepatah lama yang masih relevan hingga kini. Sains modern pun membuktikan, jam-jam sebelum pukul 9 pagi kerap menjadi fondasi yang menentukan kualitas energi, fokus, hingga suasana hati sepanjang hari.

Sayangnya, banyak orang melewatinya dengan terburu-buru dan kebiasaan yang justru merugikan tubuh dalam jangka panjang.

Tubuh kita sebenarnya melakukan reset setiap pagi. Pasalnya, hormon kortisol mulai naik, metabolisme aktif kembali, otak butuh energi segar, dan sistem pencernaan menyiapkan diri untuk bekerja.

Namun, pilihan kecil seperti memeriksa email terlalu cepat, minum kopi di saat yang salah, atau melewatkan sinar matahari bisa menjadi sabotase halus yang perlahan merusak ritme alami tubuh.

Dokter menyebut jam-jam awal ini sebagai lapisan fondasi kinerja manusia. Jika fondasinya rapuh, maka seluruh hari akan terasa lebih berat.

Nah, dikutip dari Times of India, Rabu (1/10/2025), berikut enam kebiasaan pagi yang sebaiknya Anda hindari sebelum jam 9 pagi

1. Membuka Kotak Masuk Email atau Media Sosial

Cahaya biru dari layar ponsel segera setelah bangun tidur dapat mengacaukan kadar melatonin dan membuat otak “tertipu” seolah sudah siang.

Membaca email penuh tekanan sebelum sikat gigi hanya menjerumuskan tubuh ke mode fight or flight terlalu dini. Akibatnya, kecemasan meningkat, detak jantung naik, dan produktivitas justru menurun.

Alternatif sehat: mulailah dengan peregangan ringan, minum air, dan tarik napas dalam sebelum berinteraksi dengan layar.

2. Meneguk Kopi Terlalu Pagi

Kopi memang sahabat pagi banyak orang, tapi bukan ide terbaik jika diminum tepat setelah bangun. Saat itu, tubuh masih memproduksi kortisol alami untuk membuat kita terjaga.

Jika ditambah kafein, ritme hormon terganggu, toleransi kafein terbentuk lebih cepat, dan energi di sore hari justru menurun.

Saran ahli: tunggu 60–90 menit setelah bangun sebelum menikmati kopi pertama.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Bisa Merusak Memori Menurut Sains

3. Mengabaikan Hidrasi

Semalaman tidur, tubuh kehilangan cairan melalui napas dan keringat. Jika tidak segera diganti, otak dan ginjal akan bekerja kurang optimal, memicu sakit kepala hingga suasana hati buruk. Perlu diingat, kopi atau teh tidak cukup karena justru bersifat diuretik.

Kebiasaan sederhana: minum segelas besar air putih sebelum minuman lain apa pun.

4. Membaca Berita Negatif

Memulai hari dengan headline penuh ketakutan hanya akan meningkatkan kadar kortisol lebih tinggi. Efeknya adalah “priming negatif”: otak terprogram untuk lebih sinis dan mudah stres sepanjang hari.

Pilihan bijak: dengarkan musik lembut, menulis jurnal, atau membaca hal positif sebelum terjun ke berita harian.

5. Memicu Pertengkaran

Bangun tidur sering disertai ‘ineria tidur’ selama 60–90 menit, ketika emosi masih labil. Bertengkar di waktu ini membuat perasaan negatif lebih sulit hilang dan bisa merusak suasana hati seharian.

Solusi: tunda diskusi serius atau perdebatan hingga suasana lebih tenang. Gunakan pagi untuk menciptakan harmoni, bukan konflik.

6. Melewatkan Sinar Matahari Pagi

Paparan sinar matahari pagi adalah antidepresan alami yang mampu menyetel ulang ritme sirkadian tubuh. Hanya 15 menit di luar ruangan dapat meningkatkan vitamin D, memperkuat tulang, sekaligus meningkatkan kejernihan mental.

Sebaliknya, jika sinar ini terlewat, jam biologis tubuh bisa kacau, tidur terganggu, dan mood menurun.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Kecil yang Diam-diam Bisa Membuat Seseorang Kaya