Sebagai salah satu destinasi premium di Bali, Canna terus mengukuhkan posisinya sebagai integrated beachfront destination yang tak hanya menyasar pasar leisure, tapi juga menjadi primadona bagi kegiatan bisnis internasional. Hal ini ditegaskan oleh Pipit Djatma, Assistant Director of Sales Canna, seraya memaparkan keunggulan masing-masing venue yang dimiliki Canna.
“Canna punya kurang lebih 12 venue yang berbeda. Kita bisa akomodir mulai dari 10 sampai bahkan lebih dari 1.500 orang,” ujar Pipit Djatma, saat acara virtual launching reposisi Canna yang digelar Jumat (16/5/2025).
Pipit menuturkan, Canna berhasil mengakomodasi kebutuhan tamu dari berbagai segmen, mulai dari intimate wedding, casual dining, hingga corporate gathering dan event skala besar seperti festival dengan kapasitas mencapai 4.000 orang. Hal ini ditunjang oleh lokasi tepi pantai yang aman untuk keluarga dan anak-anak, pasir putih yang bersih, serta ombak yang relatif tenang.
Lebih jauh, Pipit menambahkan bahwa Canna tak hanya dilirik oleh pasar domestik, namun juga oleh klien internasional dari Dubai, Singapura, hingga Eropa yang membawa tamu-tamu mereka dari seluruh dunia.
“Menariknya, satu grup bisa datang dua hingga tiga hari berturut-turut, dengan setup dan venue yang berbeda-beda setiap harinya. Hari pertama mungkin formal dinner di Cliff, lalu hari berikutnya BBQ di pantai, dan seterusnya,” terangnya.
Baca Juga: Mengintip Transformasi Canna Bali: Dari Beach Club ke Integrated Beachfront Destination Kelas Dunia
Selain lokasi dan fleksibilitas ruang, lanjut Pipit, kekuatan utama Canna juga terletak pada tim kuliner dan mixologinya. Salah satunya adalah Chef Chandra Yudasswara, celebrity chef ternama Indonesia, yang memastikan standar tinggi pada setiap hidangan yang disajikan.
“Klien-klien kami sangat puas dengan catering yang kami sediakan. Bahkan tim mixologist kami seperti Agus Soeharta, Ma’atak, dll dimana mereka jadi finalis dan pemenang ajang mixologi tingkat Asia dan dunia. Jadi ini adalah tim berkelas dunia,” papar Pipit.
Pipit melanjutkan, Canna sendiri memiliki 9 private rooms yang disebut ‘Stone’ (Stone 1 hingga Stone 3), Cliff Restaurant yang menjadi favorit tamu internasional, Cave yang diatur layaknya night club untuk after party, serta beberapa area beachfront seperti The Lodge yang sangat diminati untuk private dining.
“Stone 2 menjadi favorit wedding organizer. Cliff selalu jadi pilihan tamu dari Eropa dan Singapura, sedangkan Cave sering dipakai untuk after party wedding dan corporate event,” terang Pipit.
Dijelaskan Pipit, semua venue dirancang untuk fleksibilitas penggunaan, dari casual fine dining hingga event berskala besar. Ditambah lagi, adanya cooking class, local experiences, dan dukungan tim hospitality berstandar global menjadikan Canna sebagai destinasi yang menawarkan lebih dari tempat sejenis lainnya.
Pipit juga mengatakan bahwa saat ini tren global menunjukkan bahwa wisatawan tidak hanya mencari tempat relaksasi, tetapi juga menginginkan lokasi yang bisa menunjang aktivitas bisnis secara bersamaan.
“Wisatawan kini ingin melakukan meeting, tetapi juga ingin menikmati pengalaman lokal seperti cooking class atau menikmati minuman khas. Canna menjawab tren ini dengan menghadirkan fleksibilitas penuh dari pagi hingga malam,” pungkas Pipit.