Perjalanan Karier Gemilang
Sebagai dokter spesialis anak yang juga terdaftar sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hingga Asian & Oceanian Child Neurology Association (AOCNA), dr. Attila tak hanya memberikan layanan konsultasi, tetapi juga tindakan medis komprehensif untuk pasien anak. Mulai dari skrining tumbuh kembang, vaksinasi, hingga menangani berbagai penyakit yang kerap menyerang anak seperti batuk, pilek, pusing, dan lain-lain.
Perjalanan kariernya dimulai di Harapan Kita Women and Children Hospital, tempat ia mengabdi sebagai dokter anak sejak tahun 2004 hingga 2016. Dari sana, kiprahnya terus berkembang. Pada 2006, ia bergabung dengan Brawijaya Women & Children Hospital dan hingga kini masih aktif melayani pasien dengan penuh dedikasi.
Baca Juga: Mengenal Sosok Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Terkaya di Kabinet Merah Putih
Kompetensinya di bidang neurologi anak membuatnya dipercaya menduduki sejumlah posisi penting di lingkungan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Neurology Working Group (2008-2011), lalu dipercaya menjadi Ketua kelompok kerja tersebut pada periode 2011-2014.
Selain itu, dr. Attila juga berkesempatan memimpin Well Children Clinic pada 2010 hingga 2015, sebuah peran yang semakin memperkaya pengalamannya dalam memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal.
Dengan pengalaman panjang, baik di rumah sakit maupun organisasi profesi, dr. Attila terus berkomitmen menghadirkan layanan terbaik bagi kesehatan anak-anak Indonesia.
Aktif Jadi Pembicara
Di sela aktivitasnya sebagai dokter, dr. Attila Dewanti juga kerap hadir sebagai pembicara dalam berbagai acara edukatif mengenai kesehatan anak. Salah satu topik yang pernah ia angkat adalah tentang pentingnya mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak, sebuah kondisi yang sering kali tidak disadari oleh orang tua.
Menurutnya, banyak orang tua kerap menganggap anak yang terlihat lesu, kurang bersemangat, atau diam saja hanya sekadar sedang lelah. Padahal, kondisi tersebut bisa menjadi gejala awal dehidrasi ringan hingga sedang. Jika dibiarkan, dehidrasi dapat berkembang menjadi lebih serius dan membahayakan kesehatan anak.
Baca Juga: Waspada! Begini Cara Deteksi Tanda Awal Dehidrasi pada Anak
Dalam pemaparannya, dr. Attila menjelaskan bahwa dehidrasi pada anak umumnya terbagi menjadi tiga tingkat: ringan, sedang, dan berat. Pada tahap ringan, gejalanya sering kali samar, misalnya anak mulai malas bergerak. Pada tingkat sedang, anak tampak lebih lesu dan tidak seaktif biasanya. Sedangkan pada tingkat berat, kondisi ini bisa membuat anak benar-benar kehilangan tenaga.
Untuk membantu orang tua lebih waspada, ia juga menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan sederhana melalui uji turgor kulit, yakni dengan mencubit perlahan kulit anak lalu melepaskannya. Jika kulit kembali dengan cepat, artinya cairan tubuh anak masih cukup. Namun, bila kulit kembali dengan lambat, itu bisa menjadi pertanda bahwa anak sedang mengalami dehidrasi.