Tak banyak yang tahu, Herjunot Ali sebenarnya sudah puluhan tahun berkecimpung sebagai Disc Jockey (DJ). Meski belakangan ini publik baru mulai melihatnya di balik turntable, dunia musik justru menjadi tempat yang lebih dulu ia tekuni, bahkan sebelum terjun ke dunia akting.
Makin penasaran nggak sih dengan sosok dan perjalanan karier Herjunot Ali? Apa sih yang membuatnya saat ini justru fokus pada dunia musik, ketimbang kariernya di dunia seni peran? Yuk intip lebih lanjut!
Berikut telah Olenka rangkum sejumlah informasi terkait dari berbagai sumber, Jumat (24/10/2025).
Baca Juga: Bukan Sekadar Wajah Tampan, Ini Perjalanan Karier Nicholas Saputra yang Penuh Inspirasi
Profil dan Kehidupan Pribadi
Pemilik nama lengkap Mahbub Herjunot Ali ini lahir pada 8 Oktober 1985. Dengan kata lain, belum lama ini, ia baru saja merayakan ulang tahunnya yang genap 40 tahun. Tapi, masih kelihatan awet muda, kan?
Pria tampan yang lahir di Jakarta itu merupakan anak ketiga dari pasangan Syaukat Ali dan Rukiyati. Orang tua Junot sapaanya itu berasal dari Pulau Sumatera, tepatnya campuran Palembang dan Lampung.
Dalam berbagai sumber disebutkan bahwa Herjunot Ali tumbuh dari keluarga sederhana. Ayahnya sempat mengalami kebangkrutan yang membuat kondisi ekonomi keluarga ikut terpuruk.
Dari masa kecil yang penuh keterbatasan, kini Herjunot Ali berhasil mengangkat derajat keluarganya lewat bakat dan kerja keras.
Setelah terjun ke dunia hiburan, ia bahkan sempat tinggal di Inggris selama enam bulan pada 2006 untuk berlatih di klub sepak bola West Ham United, wujud dari mimpinya sejak kecil menjadi pesepak bola. Sayangnya, impian itu harus terhenti karena penolakan keluarga dan kendala izin tinggal.
Dalam pendidikan, Junot juga sempat berbelok arah. Ia mulanya mengambil jurusan Ilmu Hukum, tetapi merasa kurang cocok. Ia kemudian pindah ke jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina dan berhasil menyelesaikan studinya dengan baik pada 2010.
Baca Juga: Menelusuri Profil dan Jejak Karier Reza Rahadian, Aktor Multitalenta dengan Segudang Prestasi
Perjalanan Karier Herjunot Ali
Herjunot Ali mengawali kariernya lewat ajang MTV VJ Hunt 2004. Meski keluar bukan menjadi juara, ia berhasil masuk dalam jajaran finalis. Sejak itulah gerbang kariernya di dunia hiburan terbuka lebar.
Setelah ajang tersebut berlalu, Junot menjajal peruntungan di dunia presenting dengan menjadi pembawa acara di layar kaca. Ia pernah didapuk menjadi pembawa acara dalam ajang bergengsi, Indonesian Idol Extra Season 4.
Kemudian, ia mengasah kemampuan bakat aktingnya dengan bermain dalam serial Di Sini Ada Setan yang tayang pada 2003 silam. Ia juga berlakon dalam judul Soul Mate (2003), dan berperan sebagai Andre dalam serial Bawang Merah Bawang Putih (2004).
Di tahun yang sama, ia juga melebarkan sayapnya di layar lebar lewat debutnya dalam film Lovely Luna (2004) sebagai Desta, disusul Realita, Cinta dan Rock'n Roll setahun kemudian sebagai Nugi.
Tak sampai di situ, ia juga mendapat project film lain seperti Gara-Gara Bola (2008); Di Bawah Lindungan Ka'bah (2011); dan 5 cm (2012). Namanya semakin dikenal luas atas perannya sebagai Zainuddin dalam film Tenggelamnya Kapal van der Wijck (2013).
Film tersebut membuatnya dinominasikan untuk Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2014 di kategori Pemeran Utama Pria Terbaik. Dari film yang sama, ia juga mendapatkan satu piala Festival Film Bandung, dan dinominasikan untuk satu Piala Maya.
Kariernya di layar lebar terus berlanjut. Ia tampil dalam sejumlah film populer, mulai dari memerankan Ferre di Supernova: Ksatria, Putri & Bintang Jatuh (2014), Alex Hirano di Sunshine Becomes You (2015), hingga Aldo di film horor The Doll 2 (2017).
Setelah itu, ia kembali menunjukkan kemampuan aktingnya lewat Takut Kawin dan Suzzanna: Bernapas dalam Kubur pada 2018. Setahun berikutnya, Junot hadir dalam Antologi Rasa sebagai Harris Risjad, serta film Jeritan Malam yang semakin mengukuhkan eksistensinya di dunia perfilman.
Baca Juga: Profil dan Perjalanan Karier Aktor Ternama Chicco Jerikho, Berawal dari Ajang Cover Boy
Karier di Dunia Musik
Kecintaannya pada dunia musik membawanya menjadi seorang DJ. Bagi Junot, menjadi DJ bukan sekadar hobi, tetapi profesi yang ia jalani dengan dedikasi dan profesionalisme.
“Saya sudah 20 tahun menjadi DJ. Tapi saya memang lebih dulu jadi aktor. Saya main film di usia 18 tahun, dan DJ 20 tahun," ujar Junot seperti dikutip dari pemberitaan Viva.
Ia mengaku mendapatkan sensasi berbeda ketika berada di balik deck dibandingkan saat berakting di depan kamera. Meski kini fokus mengejar karier sebagai DJ, Junot tetap membuka peluang untuk kembali ke layar lebar suatu hari nanti.