Ahli neurologi dan dokter spesialis saraf, Prof Yuda Turana, mengatakan penderita alzheimer lebih lazim menyimpan memori negatif, dimana memori itu yang kemudian memengaruhi pola perilaku penderitanya yang juga cenderung negatif.
Pada dasarnya otak manusia menyimpan tiga jenis memori, yakni memori netral, emosi positif, dan emosi negatif. Ketiga memori ini yang berperan mengatur perilaku manusia.
Baca Juga: Kisah Ahli Bedah Saraf Alami Kegagalan dalam Operasi Otak
Penderita alzheimer kata Yuda bisanya mengalami kerusakan pada dua memori utama yakni netral dan positif sehingga memori yang terbaca otak hanya negatif yang kemudian membuat para penderitanya cenderung berperilaku buruk.
“Ada yang bertanya, kenapa sih kalau otak yang mengerut banget pada demensi Alzheimer, perilakunya jadi negatif? Satu, saya jawabnya simple kan, kalau perilaku positif bukan penyakit,” kata Yuda dilansir Olenka.id Kamis (4/12/2025).
Yuda menjelaskan, alasan dibalik rusaknya memori netral dan positif adalah cara kerja otak manusia, dia mengatakan otak manusia lebih cenderung menyerap data negatif ketimbang data netral dan positif, hal ini yang membuat yang membuat kedua data ini lebih gampang rusak ketimbang data negatif yang diserap secara dalam oleh otak.
“Otak akan menyimpan data emosional. Kalau dikasih data emosional positif dengan negatif, otak akan menyimpan lebih dalam yang negatif. Pertanyaannya, kenapa yang disimpan emosional negatif?,” ujarnya.
“Sebenarnya maksud sang pencipta itu bagus, supaya kita gak jatuh ke lubang dua kali. Tetapi catatan, kalau dalam bentuk survival kita banyak menyimpan emosional negatif, saat otak menua, yang jadi persoalan adalah yang hilang pertama data netral, data emosional positif, baru data emosional negatif. Jadi saat kena penyakit Alzheimer, yang memori barunya hilang, memori yang positif hilang, menyisakan emosional yang negatif,” tambahnya.
Lebih jauh, Yuda mengatakan, penyakit Alzheimer menjadi salah satu yang paling ditaktuti di sejumlah negara, penyakit kronis ini bahkan dianggap lebih berbahaya ketmbang kanker, sebab para penderitanya bakal menerima banyak dampak termasuk dampak sosial karena perilaku buruk mereka.
“Itu sebenarnya orang lebih takut terkena demensi Alzheimer dibandingkan dengan cancer. Jadi di Amerika ada survei lebih takut stigma. Karena hidup tadi tetapi bukan menjadi dirinya,” pungkasnya.