Meski baru terealisasi setelah Prabowo resmi menjadi Presiden RI, namun Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebetulnya telah lama digagas. Ide itu tercetus `18 tahun lalu, ia lahir dari keresahan Prabowo yang mendapati fakta bahwa kebanyakan anak-anak Indonesia tumbuh dalam bayang-banyang stunting yang dipicu buruknya nutrisi dan kekurangan gizi.
Melihat kenyataan itu, Prabowo merasa perlu melakukan sesuatu untuk generasi penerus bangsa. Prabowo kemudian mendiskusikan rencana program makan bergizi gratis itu dengan beberapa pihak, salah satunya adalah Hashim Djojohadikusumo, sang adik yang selama ini selalu bersama dirinya.
Baca Juga: Mengenang Sosok Eka Tjipta Widjaja, Sang Founder Sinar Mas Group
"Program makanan bergizi gratis itu direncanakan, di gagas 18 tahun yang lalu. Ini bukan ide baru, ini ide yang saya bahas dengan pak Prabowo tahun 2006," kata Hashim Djojohadikusumo dilansir Olenka.id Minggu (`19/1/2025).
Dari diskusi panjang dengan berbagai pihak, Prabowo akhirnya memutuskan membuat semacam gerakan kemanusian sebagai upaya menyelamatkan generasi muda dari ancaman stunting.
Konsepnya dikaji secara mendalam dengan melibatkan berbagai unsur, namun rencana gerakan yang dinamai ‘Revolusi Putih’ itu gagal terealisasi. Mulanya Prabowo ingin memulai program ini delapan tahun lalu, namun itu tak pernah terjadi karena satu dan lain hal. Padahal saat itu Prabowo sudah bersedia menjalankan program itu dengan menarget 78 juta anak dan 4 juta ibu yang hamil.
"Waktu itu idenya adalah susu sebagai bentuk asupan gizi. Namanya waktu itu revolusi putih, yang berubah namanya sekarang makanan bergizi gratis," ungkapnya.
Hashim menyebut, Prabowo sempat menyoroti data stunting yang sangat besar terutama di daerah Timur Indonesia. Sehingga, harapannya program ini bisa menekan angka tersebut tahun ke tahunnya.
"Dia (Prabowo) sangat prihatin dengan data yang muncul waktu itu, yaitu 30 persen anak-anak di Indonesia di antaranya 56 persen di Nusa Tenggara Timur, juga di Papua, dan tempat-tempat lain, anak-anak menderita kondisi namanya stunting. Saya kira semua yang hari ini tahu stunting itu apa," ungkapnya.
Selain angka stunting yang tinggi, kakak kandung Prabowo itu juga menjelaskan, pihaknya prihatin dengan angka belasan juta anak yang lapar setiap harinya di sekolah karena orang tua yang kurang mampu
"Maka ini data dari pemerintah dua tahun lalu bahwa 41 persen anak sekolah di Indonesia masuk sekolah tiap hari lapar karena tidak sempat atau diberikan sarapan pagi, 41 persen dari 48 juta anak sekolah itu adalah kurang lebih 18 juta anak masuk sekolah tiap hari lapar, perutnya kosong karena orangtuanya begitu miskin," jelasnya.
Baca Juga: Cerita di Balik Kesuksesan Bisnis Pisang Madu Bu Nanik
Dia pun berharap, program Makan Bergizi Gratis ini bisa memberantas kelaparan di Indonesia dan memberdayakan anak-anak yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu.
"Ini adalah tujuan kita tujuan kita adalah untuk memberantas kelaparan, dan kita berdayakan anak-anak miskin anak melarat yang tidak sempat makan tiap pagi," tutup Hashim.