Presiden Prabowo Subianto berencana menghidupkan lagi sistem keamanan keliling alias Siskamling di setiap permukiman warga, menurutnya Siskamling adalah salah satu budaya Indonesia yang terkenal efektif menekan aksi kriminal serta mumpuni menghadirkan rasa aman bagi seluruh penduduk.
Hal ini disampaikan Kepala Negara merespons aksi unjuk rasa pada akhir Agustus 2025 yang berbuntut kerusuhan di sejumlah daerah di Indonesia. Dengan adanya siskamling kerusuhan-kerusuhan seperti itu dapat diminimalkan.
Baca Juga: Gerakan 17+8 dan Simbol Perlawanan Sipil
"Makanya juga saya kira Mendagri sudah menganjurkan dan saya juga menganjurkan kita kembali ke budaya kita ya kan. Ada pengamanan lingkungan masing-masing dulu dikenal ronda, ada yang dikenal apa itu, Siskamling, kentongan. Masing-masing mengamankan kalau ada orang-orang luar yang nggak jelas, yang mau menghasut segera laporan," ujar Prabowo dilansir Senin (8/9/2025).
Prabowo berharap, masyarakat ikut berperan dalam menjaga ketertibannya di lingkungan masing-masing.
"Tidak ada perjuangan demokrasi dengan membakar lembaga-lembaga demokrasi, gedung-gedung demokrasi," sambungnya.
Diketahui, pada 25-31 Agustus lalu terjadi aksi protes dan berujung anarkis. Massa mulai menjarah kediaman pejabat publik dari anggota DPR hingga menteri. Penjarahan dilakukan mulai Sabtu siang, malam hari hingga Minggu dinihari (31/8/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.
Total sudah lima rumah pejabat yang dijarah mulai anggota DPR RI Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani. Selain itu, rumah Ketua DPR RI Puan Maharani nyaris saja dijarah warga pada pukul 04.00 WIB Minggu.
Selain penjarahan, sejumlah fasiltas umum menjadi korban dan dirusak. Sebanyak tujuh gerbang tol dibakar saat demo di Jakarta pada Jumat 29 Agustus 2025, berakhir ricuh. Tak hanya itu, sejumlah fasilitas pelayanan jalan tol juga mengalami kerusakan.
Dua halte Transjakarta kembali dibakar oleh oknum tidak bertanggung jawab pada Sabtu pagi (30/8/2025). Peristiwa ini menimpa Halte Bundaran Senayan dan Halte Pemuda Pramuka. Dengan kejadian ini, total sudah tujuh halte menjadi korban pembakaran.
Baca Juga: Unjuk Rasa, Hoaks dan Upaya Mengadu Domba Prabowo dengan Keluarga Jokowi
Lima halte lebih dulu dibakar dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Jumat, 29 Agustus 2025, yaitu Halte Polda Metro Jaya, Halte Senen Toyota Rangga, Halte Sentral Senen, Halte Senayan BDKI, dan Halte Gerbang Pemuda.
Tak cuma Transjakarta dan gerbang tol, beberapa bagian dari stasiun MRT, khususnya stasiun Istora Mandiri mengalami kerusakan. Hal ini sempat membuat perjalanan MRT tidak berhenti di Stasiun Istora Mandiri.