Seorang pebisnis terkenal sekaligus pendiri Toko Kopi Tuku, Andanu Prasetyo, mengulik perjalanan bisnisnya sebagai bentuk upaya pembelajaran untuk terus tumbuh dan berkembang.

CEO dari Makna Angan Karya Andanu atau MAKA ini menjelaskan bahwa membuat suatu usaha itu merupakan tantangan terbesar. Belum lagi, risikonya yang sebagian besar akan menimpa ketika usahanya semakin luas atau terkenal.

"Bikin usaha itu one thing, risiko juga one thing karena risiko yang terbesar itu ketika usaha mulai membesar," ucap Andanu dikutip oleh Olenka, Selasa (8/10/2024).

Baca Juga: Cara Andanu Membangun Kopi Tuku : Prioritaskan Petani Ketimbang Ngotot Kejar Investor

Lebih dalam ia menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh sebagian usaha terletak pada faktor kecenderungan untuk bergerak sambil belajar. Pasalnya, banyak pebisnis salah dalam mengambil keputusan.

"Pada saat itu kita tidak hanya diam melainkan belajar sambil bergerak atau bahkan berlari. Dan kadang kita suka salah mengambil keputusan yang kurang tepat, salah milih investor dan sebagainya," pungkasnya.

Baca Juga: Andanu Prasetyo Ungkap Cara Kopi Tuku Jaga Standar Kualitas di Setiap Outlet

Bisa dikatakan, Andanu mencerminkan dirinya sebagai seorang pebisnis untuk selalu belajar membuat perencanaan matang dan mengerti sistem operasional supaya dapat mampu mengendalikan usaha serta kondisi yang memungkinkan manajerial perusahaan, baik itu dalam keadaan tumbuh maupun berkembang.

Baginya, saat sedang menjalankan suatu usaha atau bisnis harus menekankan pada matriks yang akan dapat mengetahui dan merencanakan kemajuan suatu usaha ke depan.

"Kita harus rem atau nggak, atau ada maps yang mengharuskan kita belok atau tidak sehingga pada dasarnya pembelajarannya adalah dalam proses pembesar itu harus memiliki plan (perencanaan) dan adaptabilitas yang cukup tinggi," tegas Andanu.

Perencanaan dan adaptabilitas yang dimaksud di sini adalah ketika seorang pebisnis memiliki usaha harus mengukur setiap peluang yang ada, termasuk di dalamnya memahami keputusan dalam pengambilan resiko. Pasalnya, biasanya kesalahan terbesar seorangĀ  pebisnis terletak pada kesalahan dalam mengambil keputusan sehingga berdampak pada operasional perusahaan.

Oleh karena itu, Andanu menegaskan pada setiap pebisnis bahwa diperlukan perencanaan dan matriks untuk dapat memetakan perhitungan bisnis, selain untuk beradaptasi hal ini akan membantu dalam perencanaan matang perusahaan. Baginya, semakin membesar suatu usaha maka kesalahan dalam pengambilan keputusan juga akan berdampak semakin besar.

"Kita tidak bisa memakai intuitif karena semakin dia membesar, maka keputusan yang salah akan berdampak pada sistem operasional yang semakin besar juga," tutupnya.