4. Produk Berbasis Sains dan Dermatologi (26%)

Konsumen kini lebih kritis terhadap apa yang mereka konsumsi sehari-hari, termasuk penggunaan produk perawatan kulit. Konsumen muda cenderung memilih produk perawatan yang didukung temuan saintifik dari uji laboratorium dan ahli dermatologi, ketimbang produk berbasis mitos dan kepercayaan.

5. Hybrid Skincare (37%)

Kepraktisan kombinasi produk skincare dan make up jadi solusi bagi generasi muda yang dituntut lebih sat-set. Pasalnya mereka bisa menghemat waktu berdandan sebelum pergi keluar rumah, tanpa kompromi terhadap kesehatan kulit. Beberapa di antaranya adalah foundation dengan kandungan SPF untuk menghalau sinar UV, lipstick yang menjaga kelembaban bibir, blush on dengan kandungan niacinamida, hingga bronzer dengan manfaat berbagai minyak esensial.

6. Clean Beauty (54%)

Terakhir dan yang paling populer adalah tren produk yang menonjolkan bahan natural minim zat kimia. Bahan-Bahan “hijau” ini dipilih karena dinilai lebih ramah lingkungan dan berdampak paling minim pada lingkungan. Tren ini sangat digemari oleh kaum milenial khususnya wanita, seturut popularitas gaya hidup sustainable living beberapa tahun terakhir. Mayoritas responden berpendapat bahwa tren ini masih akan populer beberapa tahun ke depan, melihat terus meningkatnya kesadaran ekologis di masyarakat.

“Meskipun di masa depan tren bisa saja berubah, temuan Populix merefleksikan sebuah pola. Bahwa pengguna skincare dari generasi milenial dan Z lebih kritis dengan produk yang saat ini dan akan dipakai. Mereka tidak sekadar ikut-ikutan saja. Karena itu kami merasa para pelaku bisnis skincare harus terus melek terhadap tren masa kini dalam berinovasi. Agar produk yang dikembangkan tetap relevan bagi para konsumennya, tak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga aspek emosional,” akhir Indah Tanip.