3. Paraben (seperti Methylparaben & Butylparaben)

Paraben adalah pengawet yang ditambahkan untuk memperpanjang umur simpan produk seperti kosmetik, sampo, pasta gigi, dan deodoran. Masalahnya, senyawa ini terbukti dapat mengganggu sistem hormon tubuh, termasuk memengaruhi hormon estrogen dan androgen.

Paparan paraben dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan gangguan reproduksi, risiko kanker, dan iritasi kulit. Sebuah studi Environmental Toxicology tahun 2017 mengungkap bahwa methylparaben dapat memengaruhi kesehatan prostat.

4. Formaldehida

Formaldehida digunakan sebagai pengawet dalam berbagai produk seperti cat kuku, gel rambut, sampo, dan losion. Zat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan mikroorganisme, namun sekaligus menimbulkan sejumlah risiko kesehatan.

Dampak paparan formaldehida antara lain iritasi kulit, rambut rontok, gangguan perkembangan, hingga memicu asma. Meski kadar formaldehida dalam produk perawatan pribadi dianggap relatif rendah, prosedur tertentu seperti pelurusan rambut berbasis keratin dapat meningkatkan konsentrasi formaldehida di udara ke tingkat berbahaya.

5. Oxybenzone

Sunscreen atau tabir surya memang penting untuk melindungi kulit dari efek buruk sinar UV. Tapi tidak semua jenis tabir surya aman. Oxybenzone, yang sering ditemukan dalam sunscreen berbasis kimia, dapat diserap kulit dan masuk ke aliran darah.

Zat ini dikategorikan sebagai pengganggu endokrin yang dapat meniru atau mengganggu hormon dalam tubuh. Di beberapa negara, penggunaannya bahkan sudah dibatasi atau dilarang karena efek samping yang berpotensi membahayakan.

Baca Juga: Sederet Efek Buruk Stres yang Terlihat di Wajah dan Kulit