Growthmates, tahun 2024 tidak pernah kekurangan disrupsi. Hambatan rantai pasokan global terus berlanjut, peraturan keberlanjutan baru bermunculan, pergantian tenaga kerja tetap tinggi, dan kemajuan dalam AI melaju lebih cepat daripada yang dapat diadaptasi oleh sebagian besar bisnis.
Survei McKinsey baru-baru ini menemukan bahwa 90% pemimpin rantai pasokan mengalami tantangan pada tahun 2024, yang menyoroti volatilitas yang sedang berlangsung dalam rantai pasokan.
Saat kita memasuki tahun 2025, perusahaan yang berkembang pesat adalah mereka yang menghadapi tantangan ini dengan strategi yang proaktif dan inovatif.
Mengoptimalkan logistik, menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas utama, membina tenaga kerja yang tangguh, dan memanfaatkan AI untuk pertumbuhan akan menjadi landasan bagi kesuksesan jangka panjang.
Dikutip dari Forbes, Selasa (24/12/2024), berikut 4 prioritas penting yang harus diperhatikan setiap pemimpin bisnis untuk mengarungi tahun mendatang.
1. Mengoptimalkan logistik
Gangguan rantai pasokan terus melanda industri, dengan kekurangan pengemudi menjadi salah satu tantangan yang paling mendesak. Industri truk AS sendiri masih kekurangan lebih dari 80.000 pengemudi, dan jumlah ini dapat berlipat ganda pada tahun 2030, menurut American Trucking Associations (ATA). Tanpa pengemudi yang cukup untuk menjaga rantai pasokan tetap berjalan, bisnis berisiko mengalami penundaan, kenaikan biaya, dan pelanggan yang tidak puas.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan investasi proaktif dalam pengembangan tenaga kerja. Program seperti 160 Driving Academy, sekolah mengemudi komersial terbesar di negara ini, melatih generasi pengemudi baru dengan keterampilan dan pengetahuan keselamatan yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan.
Pada saat yang sama, platform seperti The Truckers Network mendukung pengemudi yang ada melalui perangkat, peluang kerja, dan sumber daya yang meningkatkan kualitas hidup dan kesuksesan profesional mereka.
Bagi bisnis, mengatasi kekurangan pengemudi bukan hanya tentang memenuhi permintaan saat ini—ini tentang membangun ketahanan rantai pasokan dan tetap tangkas dalam menghadapi gangguan yang sedang berlangsung.
2. Jadikan keberlanjutan sebagai bagian inti dari strategi
Keberlanjutan tidak lagi opsional—ini adalah prioritas bisnis yang mendasar. Konsumen semakin fokus tidak hanya pada bagaimana produk dibuat, tetapi juga pada bagaimana produk tersebut dipindahkan.
Menurut Forrester, 38% orang dewasa AS mengatakan bahwa membeli dari merek yang menggunakan produk dan praktik berkelanjutan menjadi lebih penting bagi mereka tahun lalu.
Pergeseran ini berarti bisnis harus melihat seluruh rantai pasokan mereka melalui sudut pandang keberlanjutan. Transisi ke armada bertenaga listrik atau surya, mengoptimalkan rute pengiriman untuk meminimalkan konsumsi bahan bakar, dan bermitra dengan operator yang berkomitmen pada logistik hijau merupakan strategi yang berdampak. Perubahan ini mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi dan sering kali memangkas biaya.
Dengan memprioritaskan keberlanjutan dari produksi hingga pengiriman, bisnis dapat memenuhi harapan konsumen yang meningkat, mematuhi peraturan yang terus berkembang, dan memposisikan diri sebagai pemimpin di pasar yang lebih sadar lingkungan. Perusahaan yang bertindak sekarang akan membangun operasi yang lebih kuat dan lebih tangguh untuk masa depan.
Baca Juga: 5 Cara Membangun Kembali Bisnis yang Hampir Bangkrut
3. Membangun tenaga kerja yang tangguh dan mudah beradaptasi
Ketidakpastian adalah hal yang konstan dalam lanskap bisnis saat ini, dan perusahaan harus mempersiapkan tenaga kerja mereka untuk berkembang di tengah perubahan yang cepat. Kemampuan beradaptasi tenaga kerja telah menjadi pembeda yang penting, terutama saat industri menavigasi teknologi yang terus berkembang dan pergeseran ekonomi.
Solusinya terletak pada memprioritaskan pertumbuhan dan kesejahteraan karyawan. Program peningkatan keterampilan berkelanjutan—seperti inisiatif sertifikasi atau pemberian kredensial mikro—memastikan tim tetap tangkas dan relevan.
Pilihan kerja hibrida dan jarak jauh dapat meningkatkan retensi dan mengakomodasi beragam kebutuhan, sementara program kesehatan mental dan kebugaran menumbuhkan budaya kepedulian dan produktivitas.
Perusahaan yang berinvestasi pada karyawannya sekarang akan melihat keuntungan melalui keterlibatan yang lebih tinggi, pengurangan pergantian karyawan, dan kinerja yang lebih baik selama periode gangguan. Kemampuan beradaptasi lebih dari sekadar strategi—ini adalah fondasi tenaga kerja yang tangguh dan berkinerja tinggi.
4. Manfaatkan teknologi untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi
Teknologi bukan lagi sekadar alat; teknologi adalah mesin penggerak inovasi dan efisiensi. Bisnis yang berinvestasi dalam Generative AI (GenAI) telah melihat keuntungan yang signifikan.
Menurut laporan triwulanan oleh Deloitte, 67% organisasi meningkatkan investasi GenAI mereka karena nilai kuat yang telah mereka capai hingga saat ini. Sementara peningkatan efisiensi dan pengurangan biaya tetap menjadi manfaat utama—dikutip oleh 42% responden—perusahaan juga memanfaatkan GenAI untuk inovasi, peningkatan produk, dan peningkatan hubungan pelanggan.
Temuan ini menyoroti fleksibilitas GenAI. Baik dalam mengotomatisasi tugas berulang untuk membebaskan karyawan agar dapat mengerjakan pekerjaan yang bernilai lebih tinggi, memprediksi permintaan pelanggan dengan analitik berbasis AI, atau meningkatkan penyampaian layanan melalui solusi yang disesuaikan, organisasi yang mengintegrasikan AI secara strategis memperoleh keunggulan kompetitif.
Untuk memanfaatkan potensinya secara maksimal, para pemimpin harus memulai dengan tujuan yang jelas: Nilai apa yang ingin mereka capai? Perusahaan yang menyelaraskan inisiatif teknologi mereka dengan tujuan bisnis akan mendorong keberhasilan dan inovasi yang terukur pada tahun 2025 dan seterusnya.
Kesimpulan: Masa depan adalah milik mereka yang siap
Saat kita menatap tahun 2025, bisnis memasuki momen penentu lainnya. Kemampuan untuk menghadapi tantangan seperti volatilitas rantai pasokan, tuntutan keberlanjutan, evolusi tenaga kerja, dan disrupsi yang didorong oleh AI akan menentukan siapa yang akan berkembang dan siapa yang akan tertinggal.
Dengan mengoptimalkan logistik, memprioritaskan keberlanjutan, memberdayakan karyawan, dan merangkul teknologi, para pemimpin dapat memposisikan organisasi mereka tidak hanya untuk bertahan hidup tetapi juga berkembang di dunia yang terus berubah.
Jadi, jalan ke depan jelas, bisnis yang bertindak sekarang sedang membangun fondasi untuk pertumbuhan, ketahanan, dan inovasi di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh untuk Melatih Kesabaran sebagai Pemilik Bisnis