Menjadi pemimpin bisnis dalam lingkungan berisiko tinggi bukan sekadar soal membuat keputusan besar atau memimpin tim dengan visi yang jelas.
Ini juga tentang menjaga diri sendiri tetap kuat, tajam, dan tahan banting. Sebab, satu langkah kecil yang salah bukan hanya berdampak pada bisnis, tapi juga kehidupan banyak orang di belakangnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga kebiasaan self-care atau perawatan diri yang bisa disesuaikan dengan tekanan dan tanggung jawab kepemimpinan berisiko tinggi.
Dikutip dari Forbes, Senin (28/4/2025), dengan pendekatan yang sederhana namun kuat ini, Anda tidak hanya bertahan di tengah tantangan—Anda juga akan berkembang dengan penuh energi dan kejernihan.
1. Manajemen Energi, Bukan Sekadar Manajemen Waktu
Dalam dunia kepemimpinan, waktu memang penting. Tapi ada satu aset yang jauh lebih berharga: energi.
Pemimpin hebat tahu bahwa mengatur jadwal saja tidak cukup. Mereka juga mengelola kapan dan bagaimana mereka menggunakan energi mereka, layaknya CFO yang mengelola keuangan perusahaan dengan hati-hati.
Caranya? Identifikasi jam-jam alami Anda dengan energi tertinggi—mungkin pagi hari, mungkin sore—dan jadwalkan tugas-tugas terpenting pada waktu itu. Lindungi blok waktu ini seperti Anda melindungi rapat dewan penting. Misalnya, jangan menjadwalkan brainstorming kreatif saat energi sudah menurun.
Ingat Bob Iger, CEO Disney? Ia mengandalkan kebugaran fisik dan manajemen energi sebagai fondasi untuk ketahanan dan kejernihannya dalam mengambil keputusan. Dan Anda juga bisa.
2. Delegasikan: Untuk Menjaga Kapasitas Mental dan Emosional
Delegasi bukan sekadar soal efisiensi tim—ini adalah strategi perawatan diri. Terlalu banyak keputusan kecil dalam sehari bisa menggerogoti kejernihan dan stamina emosional Anda.
Studi global terhadap lebih dari 10.000 pemimpin menunjukkan bahwa mereka yang secara efektif mendelegasikan mengalami lebih sedikit kelelahan dan performa yang lebih tinggi. Setiap tugas yang tidak perlu Anda pegang sendiri adalah ruang berharga untuk kreativitas, fokus, dan ketenangan hati.
Jangan ragu untuk mengalihdayakan urusan kecil, baik di pekerjaan maupun di kehidupan pribadi—dari bantuan profesional kesehatan mental hingga aplikasi yang mengatur jadwal harian Anda.
Dengan begitu, Anda menjaga bandwidth mental Anda tetap prima untuk keputusan besar yang benar-benar penting.
Baca Juga: Tips untuk Para CEO Agar Dapat Membangun Hubungan yang Sehat dengan Dewan Direksi
3. Rancang Keputusan Anda, Jangan Bergantung pada Kemauan Kuat
Bahkan pemimpin paling berdisiplin sekalipun memiliki batas energi mental. Semakin banyak keputusan kecil yang Anda buat, semakin cepat "baterai" fokus Anda terkuras.
Maka solusinya adalah arsitektur keputusan: merancang lingkungan dan rutinitas Anda agar keputusan penting menjadi otomatis.
Contohnya CEO Apple, Tim Cook selalu memulai pagi harinya dengan olahraga dan waktu tenang—sebuah "pondasi" untuk menambatkan fokus sebelum hari dimulai.
Buatlah batasan sehat seperti blokir waktu pagi untuk fokus, atur jadwal olahraga sebelum jam 10 pagi, atau jadwalkan jeda pemulihan mental di tengah minggu Anda. Dengan desain ini, Anda melindungi perhatian Anda dan menjaga diri tetap di jalur terbaik.
Self-care Bukan Kemewahan, Tapi Kebutuhan
Dalam budaya kerja yang seringkali memuja kelelahan sebagai lambang dedikasi, ingatlah satu hal: Anda adalah aset terpenting dalam ekosistem yang Anda pimpin.
Mengelola energi, mendelegasikan dengan bijak, dan merancang keputusan bukanlah tanda kelemahan. Itu adalah tanda kecerdasan strategis.
Beroperasi dari ruang penuh, bukan dari kekurangan, adalah kunci untuk bukan hanya bertahan, tapi juga menginspirasi dan membawa perubahan nyata. Karena, dalam dunia kepemimpinan berisiko tinggi, menjaga diri Anda tetap kuat adalah langkah paling berani dan paling berdampak yang bisa Anda ambil.
Baca Juga: Strategi dari CEO Walmart Agar Memperoleh Promosi Lebih Cepat di Tempat Kerja