Setelah sukses dengan film pertamanya, Rapi Films dan ST23 siap menghadirkan babak baru yang lebih gelap dan emosional melalui Qorin 2. Film yang mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 11 Desember 2025 ini tidak hanya menyajikan horor slasher, jump scare, dan kualitas gore yang ditingkatkan, tetapi juga membawa refleksi mendalam mengenai isu perundungan (bullying) yang kian memprihatinkan.
Disutradarai oleh Ginanti Rona dan ditulis oleh Lele Laila, Qorin 2 mengeksplorasi bagaimana ketidakadilan dan keputusasaan dapat memicu amarah paling berbahaya, yang lahir dari hati yang tidak mendapat ruang untuk dipulihkan.
Baca Juga: Berkenalan dengan Sosok Sita Nursanti, Intip Perjalanan Sang Penyanyi Sekaligus Pemain Film Ini!
Produser Sunil Samtani menegaskan bahwa tim produksi mempertahankan elemen horor ekstrem seperti pada film pertama, namun kini level intensitas dan kualitas gore ditingkatkan secara signifikan.
"Di balik teror fisik yang menegangkan, Qorin 2 membungkus horor dengan konflik manusia yang sangat relevan dan membumi," terangnya.
Sementara itu, produser Susanti Dewi menjelaskan bahwa keputusan untuk membangun cerita baru dengan jajaran pemain baru merupakan bentuk keseriusan memperluas semesta Qorin. Film ini memberikan ruang untuk menghadirkan human story yang lebih luas, tentang trauma, ketidakadilan, dan sisi kelam pengalaman manusia.
Sutradara Ginanti Rona menambahkan bahwa fokus utama film bukan hanya ketegangan, melainkan manusia yang berada di balik konflik itu sendiri.
"Meski masih membawa benang merah kisah qarin—kembaran manusia yang dapat berperan positif maupun negatif—film ini menghadirkan skala produksi dan kedalaman pesan yang lebih besar daripada pendahulunya," tambahnya.
Baca Juga: Berkenalan dengan Ariyo Wahab, Si Komandan Ario di Film Agak Laen: Menyala Pantiku!
Salah satu elemen paling mencuri perhatian dalam Qorin 2 adalah transformasi drastis aktor Fedi Nuril, yang memerankan Pak Makmur, seorang petugas kebersihan yang berjuang mencari keadilan untuk anaknya. Terkenal dengan citra pria lembut dan romantis, dalam film ini Fedi ditantang untuk menampilkan sisi tergelapnya.
Fedi menjelaskan bahwa Pak Makmur adalah sosok ayah yang berkali-kali dipatahkan. Setelah anaknya Jaya (Ali Fikri) menjadi korban bullying, ia mencoba menyelesaikan masalah secara santun dengan melapor ke sekolah. Namun upayanya ditolak dengan alasan menjaga nama baik institusi.

“Sampai akhirnya terjadi lagi perundungan itu. Sampai akhirnya terjadi lagi dan muncul emosi yang paling puncak yaitu emosi putus asa,” ujar Fedi.
Ketika keadilan tidak lagi berpihak dan kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi, kemarahan Pak Makmur mencapai titik tak terbendung.
Baca Juga: Profil Fedi Nuril dan Perjalanan Karier Sang Aktor di Industri Hiburan
"Ketika cara yang beradab tidak bisa menciptakan keadilan, tidak ada cara lain untuk mendapatkannya lewat tangannya sendiri," tuturnya.
Penulis naskah Lele Laila mengungkap bahwa ide awal Qorin 2 masih akan berfokus pada isu perempuan. Namun, ia akhirnya merombak total cerita setelah menyadari bahwa korban bullying bukan hanya perempuan—laki-laki pun kerap mengalami kekerasan dan luka batin yang tidak terlihat.
Kesadaran itu mendorong Qorin 2 untuk mengeksplorasi sisi emosional hubungan ayah-anak dan bagaimana kegagalan sistem dapat menghancurkan keduanya.
Baca Juga: Kasus Bullying di Sekolah Melonjak, Sistem Pendidiakan Harus Dievaluasi
Selain menampilkan horor supranatural yang menegangkan, film ini membawa pesan sosial kuat. Wafi Zihan, pemeran Ibu Fitri, seorang guru yang terjebak dilema bystander effect, berharap film ini menggerakkan masyarakat untuk memutus rantai penindasan.
Sementara Muzaki Ramdan, pemeran Rijal, menyampaikan pesan langsung untuk penonton muda untuk berani buka suara.
“Berani beda itu keren. Kalau kalian lihat teman kalian menyakiti orang lain atau disakiti orang lain, jangan takut speak up,” tegasnya.
Sedangkan Fedi Nuril menegaskan bahwa akar persoalan bullying sering dimulai dari rumah. Menurutnya, jika rumah aman, anak-anak di luar juga aman.
Baca Juga: Intip Profil dan Perjalanan Karier Tissa Biani, Sosok ‘Ayu’ di Film Agak Laen 2: Menyala Pantiku!
Ia juga menekankan bahwa pelaku bullying seringkali adalah korban dari lingkungannya sendiri.
Dengan menyajikan kisah emosional tentang kehilangan dan keadilan, dibalut horor supranatural yang menghantui, Qorin 2 hadir sebagai tontonan yang bukan hanya memacu adrenalin, tetapi juga menjadi refleksi bagi keluarga, sekolah, dan institusi sosial.
“Yang namanya nama baik itu bagaimanapun benda mati. Sedangkan anak-anak ini adalah benda bernyawa—masa depan kita ada di mereka," tutup Fedi.